Kekeringan, Enam Desa di Kabupaten Probolinggo Minta Air Bersih
Memasuki musim kemarau, sejumlah desa di Kabupaten Probolinggo yang letaknya di ketinggian mulai krisis air bersih. Setidaknya, sudah enam desa di dua kecamatan yang kini mengajukan pasokan air bersih melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo.
Di Kecamatan Tegalsiwalasan terdapat lima desa yang mengaku, krisis air bersih yakni, Gunungbekel, Tegalsono, Malasan Wetan, Bulujaran Kidul, dan Bulujaran Lor. Sedangkan di Kecamatan Wonomerto terdapat satu desa yakni, Sumberkare yang mengajukan droping air bersih melalui BPBD.
“Keenam desa di dua kecamatan yang mengajukan suplai air bersih itu setara 1.156 kepala keluarga (KK),” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Probolinggo, Zubaidullah, Rabu, 5 Juli 2023.
BPBD pun telah mendistribusikan 53.000 liter air bersih ke enam desa tersebut. Air dengan volume sebanyak itu diangkut dengan dua truk tangki berkapasitas 6.000 liter dan 5.000 liter. “Pengiriman berkala, disesuaikan dengan kebutuhan warga,” katanya.
Tak hanya distribusi air bersih, BPBD juga mendistribusikan 13 tandon air berkapasitas 1.200 liter, terpal, dan 37 jeriken berukuran 10 liter kepada warga. Dikatakan 13 tandon itu diletakkan di sejumlah desa untuk diisi air bersih secara berkala.
Zubaidullah menambahkan, pengajuan air bersih ke desa-desa harus disertai permohonan dari pihak desa (kepala desa) atau camat. BPBD kemudian memverifikasi kebutuhan warga yang mengajukan air bersih. Setelah itu barulah desa-desa kekeringan itu dipasok air bersih secara berkala.
Terkait droping air bersih di Desa Sumberkare misalnya, disambut gembira warga setempat. “Terkait droping air bersih yang dimasukkan tandon di dusun kami, bisa mencukupi kebutuhan air selama seminggu,” kata Siha, warga Dusun Pilankerep, Desa Sumberkare.
Siha mengakui, Dusun Pilankerep yang langganan kekeringan di musim kemarau memang sudah dijangkau layanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). “Tetapi memasuki kemarau, sejak sekitar dua bulan lalu, air PDAM sudah tidak mengalir,” katanya.
Jika tidak ada droping air bersih, kata Siha, warga Dusun Pilankerep biasa mengambil air resapan yang digali di dekat aliran sungai yang mulai mengering. Air resapan itu kemudian dimasukkan jeriken untuk kebutuhan air minum, hingga mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Advertisement