Kekerasan pada Tokoh Agama, Haedar: Jangan Buat Analisis Dangkal
Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nasir menyatakan, Muhammadiyah menuntut dengan tegas agar aparat keamanan khususnya kepolisian dan para penegak hukum untuk mengusut tuntas berbagai kasus tragis ini.
“Saya meminta pengusutan dilakukan secara sungguh-sungguh, objektif, dan tanpa pandang bulu sesuai koridor hukum yang berlaku. Siapa pelaku dengan motif dan tujuan yang sesungguhnya harus diungkap,” tutur Haedar dalam keterangan pada ngopibareng.id, Rabu (14/2/2018).
Haedar meminta, agar semua pihak tidak tergesa-gesa mengembangkan opini dangkal dan bias atas peristiwa-peristiwa yang menimpa tokoh dan umat beragama tersebut. Karena belum diketahui, apakah tindakan keji tersebut ada kaitannya dengan intoleransi dan radikalisme beragama atau bentuk lain dari perbuatan-perbuatan kriminal keji atau berlatar-belakang politis dan sebagainya.
“Muhammadiyah berharap agar baik umat beragama maupun warga bangsa untuk tetap tenang dan tidak tersulut emosi atas kejadian teror yang menggemparkan tersebut,” tegasnya.
Ia menekankan, agar berbagai pihak, termasuk para pejabat dan elite bangsa, untuk tetap bijak dan bersikap proporsional agar tidak memperluas kecemasan dan saling curiga di tubuh bangsa.
Di samping, agar semua pihak waspada dan menaruh keprihatinan yang seksama atas kejadian-kejadian yang tidak beradab dan tidak berperikemanusiaan tersebut. Ditegaskan Haedar, neraca keadilan pun tetap harus ditegakkan. Hal itu agar jangan sampai satu kasus menjadi perhatian luas secara nasional sampai ke internasional, sementara yang lainnya terabaikan.
Dalam hal ini, dia mengingatkan, agar semua elemen umat beragama dan komponen bangsa untuk bersatu melawan segala bentuk teror di negeri ini. Ia mengingatkan, agar hal itu tidak merusak kekhidmatan beribadah dan kerukunan umat beragama satu sama lain.
Menurut dia, negara tidak boleh toleran atas teror kekerasan terhadap tokoh dan umat beragama. Negara, kata dia, harus bertindak objektif dan tidak diskriminasi.
Haedar mengajak seluruh umat beragama dan warga bangsa agar makin memperkokoh persaudaraan, saling menghormati dan mencintai, serta membangun jalinan sosial yang tulus dan rukun. Hal itu demi tegaknya kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara yang damai, maju, dan berperadaban mulia di Indonesia.
Polri belum temukan benang merah
Catatan ngopibareng.id, sebelumnya Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengungkapkan, jajarannya sedianya telah melakukan koordinasi dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) di berbagai daerah belakangan. Dia menilai, persoalan penyerangan ini tidak bisa langsung diindikasikan dengan tahun politik 2018 dan 2019. Hal yang lebih penting saat ini bahwa semua pihak agar meningkatkan kewaspadaan dan saling menjaga.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta aparat penegak hukum lebih serius mengungkap motif para pelaku penyerangan. Untuk mengungkap motif di balik peristiwa ini, tentu tidak cukup sebatas memberikan informasi ini dilakukan oleh orang hilang ingatan, atau tidak waras, atau gila dan seterusnya.
Tapi, kata Menag, perlu ada pengungkapan yang lebih jelas. Dengan keseriusan aparat penegak hukum dalam mengusut kasus ini, ia yakin masyarakat tak akan menduga-duga motif dari peristiwa ini serta tak main hakim sendiri atau melakukan pembalasan-pembalasan.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, hingga saat ini polisi belum menemukan keterkaitan dalam serentetan penyerangan belakangan. Meski begitu, kepolisian akan mendalami dugaan itu. "Kasusnya tetap kita tangani, tapi kita tidak berhenti untuk mendalami apakah berkaitan dengan kasus lain," kata Tito di Mapolda Metro Jaya, Senin (12/2/2018).
Tito pun meminta masyarakat untuk tetap tenang dan memercayai aparat. Ia meminta masyarakat tidak lantas terpovokasi dengan adanya serangkaian kasus ini .Jangan sampai isu ini dimanfaatkan untuk mengubah tatanan elemen masyarakat.
Presiden Jokowi menegaskan, pemerintah tak memberikan ruang bagi masyarakat yang melakukan tindak kekerasan di Tanah Air.
"Jadi, sekali lagi perlu saya sampaikan, tidak ada tempat bagi mereka yang tidak mampu bertoleransi di negara kita Indonesia, apalagi dengan cara-cara kekerasan," kata Jokowi di Kementerian Luar Negeri.
Jokowi telah menginstruksikan aparat menindak tegas para pelaku intoleransi serta menjamin penegakan hukum di Tanah Air. Saat ini, kata dia, kepolisian tengah mendalami berbagai peristiwa penyerangan terhadap para ulama pemuka agama ini. (adi)