Kekacauan Rumah Sakit di Beirut Tangani Korban Ledakan
Rumah sakit di Ibu kota Lebanon, Beirut kewalahan menangani korban ledakan dahsyat pada Selasa, 4 Agustus 2020.
Menteri Kesehatan Lebanon, Hamad Hassan, mengatakan ratusan orang terluka akibat dalam ledakan itu.
Dikutip oleh saluran televisi LBC lokal, menggambarkan tragedi itu sebagai bencana dalam segala hal. Rumah sakit pun kewalahan.
"Rumah sakit ibu kota semua dipenuhi orang yang terluka," katanya, Rabu, 5 Agustus 2020.
Hamad Hassan menambahkan, ledakan yang terjadi sekitar pukul 22:45 waktu setempat mengakibatkan jumlah korban tewas lebih dari 78 orang dan jumlah orang yang terluka lebih dari 4.000 ribu seperti dilansir dari Euronews.
Sementara, CEO Rumah Sakit Universitas Rafik Hariri, Firass Abiad, mengatakan bahwa sebagian besar korban luka mengalami cedera terkena pecahan kaca. Sebagian luka begitu dalam.
Layanan darurat telah mengeluarkan permohonan mendesak untuk donor darah menangani lonjakan pasien.
Video insiden yang diambil oleh Al Jazeera menunjukkan asap mengepul dari atas area pelabuhan yang menampung gudang-gudang besar, sebelum ledakan besar berwarna oranye terlihat.
Gelombang ledakan dari ledakan menyebabkan kerusakan luas pada bangunan dalam radius besar dari lokasi ledakan. Jendela gedung-gedung hancur. Awan besar mengepul di kota Beirut.
Saksi mata melaporkan kerusakan signifikan. Beberapa saksi yang hadir di Beirut mengatakan bahwa itu adalah ledakan terbesar dan paling dahsyat yang pernah mereka rasakan. Bahkan, guncangan ledakan itu setara dengan gempa bumi berkekuatan 3,3 magnitudo.
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengungkapkan ledakan tersebut disinyalir akibat 2.750 ton amonium nitrat. Diab menambahkan, pupuk pertanian tersebut telah disimpan selama bertahun-tahun di dalam gudang penyimpanan.