Kekacauan Pendapat Firanda di mata Aswaja NU Center
DI KALANGAN masyarakat awam mengalami kebingunan. Khususnya, kalangan yang mulai belajar tentang ajaran Agama Islam. Ada ustadz yang begitu mudah memberikan cap “sesat” kepada praktik beribadah yang sudah berlangsung berurat berakar di masyarakat Indonesia.
Sebagaimana dilakukan (ustadz) Firanda Andirja Abidin, Lc, M.A. Dia mengatakan, Akidah Asya’irah (pengikut al-Asy’ari) menyimpang dan sesat. Dia menuding Asya’irah berkeyakinan bahwa Al-Quran bukan kalamullah. Asya’irah pun dia tuduh sesat karena melakukan takwil.
“Menuduh Asya’irah sesat sebenarnya bukan hal baru yang datang dari kelompok seperti Ustadz Firanda ini. Namun, videonya sedang viral di grup-grup Medsos, sehingga perlu ditanggapi,” kata Ustadz Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I dari Aswaja NU Center Jawa Timur.
Firman Allah Swt dalam Al-Quran: Wamaa yatabi’u aktsaruhum ila zhanaa inna zhanna laa yughnii min haqqa syaian innallaha ‘alimun bimaa yaf’aluun. (QS Yunus [10]: 36)
Artinya, “Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. Yunus [10]: 36)
Menurut Ustad Faris, Firanda perlu ditanya, “Di kitab apa dia membaca bahwa Asya’irah berkeyakinan Al-Quran bukan kalamullah?”
Firanda juga harus ditanya, “Dari mana dia punya kesimpulan bahwa sesuai keyakinan Asya’irah, Al-Quran yang kita baca sekarang adalah ibarat dan karangan Nabi Muhammad?”
Lalu Firanda mengutip kisah Imam Ahmad bin Hanbal yang dipenjara karena tidak mau mengatakan bahwa Al-Quran itu makhluk, tapi kalamullah.
“Ya Ustadz, itulah keyakinan Asya’irah Maturidiyah. Dari mana antum punya kesimpulan bahwa Asya’irah sama dengan Mu’tazilah yang meyakini Al-Quran sebagai kalamullah adalah makhluk?,” kata Ustadz Faris.
“Antum berbicara dengan tergesa-gesa,” kata Ustadz Faris. “Namum afwan, dari sisi ilmiah terlihat sangat kacau dalam memahami akidah Imam al-Asy’ari dan Asya’irah (ulama dan umat pengikut keyakinan al-Asy’ari).” (adi/bersambung)