Kejutan! Jamu Surabaya - Bandung, Plus Tiga Lelucon Antikorupsi
Meskipun kerap muncul olok-olok tentang korupsi, toh praktik rasuah di Indonesia tak kunjung berhenti. Meski lembaga super body seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kerap melakukan operasi tangkap tangan (OTT) toh, mereka yang bersedia dipenjara tetap melakukan praktik suap.
Lalu, bagaimana sesungguhnya lelucon di masyarakat. Berikut sekadar contoh lelucon, bukan sekadar antikorupsi melainkan jalan terjang sebelum di ranjang.
Nah, baru berikutnya diramu dengan humor-humor antikorupsi yang memang tetap lucu sebagai bagian perilaku masyarakat di Indonesia.
Jamu "Surabaya-Bandung"
Ada orang Madura jual jamu obat kuat di depan pasar dengan suara lantang: "Obat kuat, obat kuat!!!". Ada pembeli sambil memperhatikan detail dan bertanya: "Ini ada efek samping apa tidak?".
Orang Madura menjawab dengan logis: "Gak ada, dik. Obat kuat kok efek samping. Obat kuat ya efek depan, taiyeh!!!".
Dalam Fikih obat atau jamu kuat ini memiliki pembahasan tersendiri seperti yang disampaikan Syekh Abu Bakar Dimyathi Syatha:
ويندب التقوي له بأدوية مباحة مع رعاية القوانين الطبية ومع قصد صالح كعفة ونسل لأنه وسيلة لمحبوب فليكن محبوبا وكثير من الناس يترك التقوي المذكور فيتولد من الوطء مضار جدا
Dianjurkan mengkonsumsi obat kuat yang tidak membahayakan secara medis dan dengan niat yang baik seperti iffah (terhindar dari haram) dan mencari keturunan. Sebab obat kuat adalah sarana untuk kebaikan maka juga dihukumi baik. Sudah banyak orang yang meninggalkan obat kuat ini akhirnya menyebabkan bahaya dalam bersetubuh (Ianah Ath-Thalibin 3/274)
Karena banyak kiai/ ustaz yang pesan ke Pak Solihan maka saya juga pesan ke beliau. Saya tanya jamunya kok disebut 'Surabaya Bandung'? "Itu menandakan kuat dan lama", jawabnya. Mator sekalangkon Tuan Muda. (Ust Muhammad Ma'ruf Khozin)
Tiga Humor Antikorupsi
1.Ajakan Ikut Korupsi
Suatu hari, Amrin Pembolos bertamu ke rumah Rahmat sahabatnya sejak dari SMA. Perawakan Rahmat masih ceking, kurus kering seperti dulu waktu SMA. Sedangkan Amrin sendiri sudah menjadi gemuk dalam urusan perut, pertanda bahwa sudah sukses dalam pekerjaannya.
Amrin: "Gimana kabarmu, Mat?"
Rahmat : "Ya tetep begini-begini aja. Seperti yang kamu lihat ini..."
Amrin: "Lha gimana sih? Harusnya itu kalau kerja yang serius!! supaya bisa dapet uang banyak!!"
Rahmat : "Sebenernya kalau masalah kerja, aku udah serius, tapi apa daya, aku masih tetapp] kekurangan. Istriku juga masih sering ngomel..."
Amrin: "Jaman sekarang itu kalau kerja jujur itu gak bakal dapt apa-apa!! Gak bakal bisa nyukupin kebutuhan sehari harimu!"
Rahmat: "Maksudnya?"
Amrin: "Begini, aku beri tahu rahasianya ya? Contonya aku, kerjaanku cuman kecil-kecilan di kantor, tapi gimana caranya supaya aku bisa dapat uang tambahan buat ngecukupin kebutuhan sehari hari. Maka dari itu, hidupku skeluarga bisa kecukupan. Gak kayak kamu."
Rahmat : "Emang caranya gimana, Mrin?! Aku ajarin donk supaya bisa makmur kaya kamu sekarang. Kalau aku cuma berharap dari bosku sekarang juga gak mungkin cukup!!"
Amrin: "Caranya gampang banget, Mat. KORUPSI. Coba dulu, kecil-kecilan saja. Kecil-kecilan supaya tidak ketahuan."
Rahmat : "KORUPSI??!!! Gila kamu??!!"
Amrin: "Iya! kaya yang di TV itu lho. Orang-orang kelas atas kan korupsinya gede-gede tuh. Nah, kita-kita yang kecilan saja. Kalau aku biarpun kecil, tapi bisa nyukupin kebutuhan sekeluarga... Ayo, kamu mesti bisa kok. Inget lagi kebutuhanmu yang jauh dari kata 'terpenuhi'..."
Rahmat : "Sebentar dulu, Mrin. Sebenarnya aku setuju dengan usulmu yang satu ini. Tapi masalahnya, aku gak bakal bisa deh kalo mau korupsi di tempat kerjaan..."
Amrin: "Koq bisa?! ada apa gerangan??! Emang pengawasan di kantormu ketat?? Udah ada yang ketahuan korupsi?? ato diawasin sama KPK??"
Rahmat : "Bukan masalah itu..."
Amin: "Terus?? Masalah apa lagi yang kamu pusingin??"
Rahmat : "Aku ini kerjaanya ikut orang, jasa sedot tinja. Nah kalo begitu, apaan yang mau dikorupsi??!! Tiap hari ane ngubek-ubek tinja orang."
Amrin: "???"
2.Contoh Pejabat Antikorupsi
Setelah proyek multimilyar dollar selesai, sang dirjen kedatangan tamu bule wakil dari HQ kantor pemenang tender. Ia sUdah 7 tahun di Jakarta, jadi bisa cakap Indonesia.
Bule: "Pak, ada hadiah dari kami untuk bapak. Saya parkir dibawah Mercy S 320."
Dirjen : "Anda mau menyuap saya? Ini apa-apaan? Tender sudah kelar kok. Jangan begitu, ya. Bahaya tahu,... haree genee ngasih-ngasih hadiah."
Bule: "Tolonglah pak diterima. Kalau gak, saya dianggap gagal membina relasi oleh kantor pusat."
Dirjen: "Ah, jangan begitu dong. Saya gak sudi!!"
Bule (mikir ): "Gini aja, pak. Gimana kalau bapak beli saja mobilnya..."
Dirjen: "Mana saya ada uang beli mobil mahal gitu!!"
Bule menelpon kantor pusat.
Bule: "Saya ada solusi, Pak. Bapak beli mobilnya dengan harga Rp 10.000,- saja."
Dirjen: "Bener ya? OK, saya mau. Jadi ini bukan suap. Pake kuitansi ya.."
Bule: "Tentu, Pak.."
Bule menyiapkan dan menyerahkan kuitansi. Sang dirjen membayar dengan uang Rp50 ribuan. Mereka pun bersalaman.
Bule (sambil membuka dompet): "Oh, maaf Pak. Ini kembaliannya Rp40.000,-."
Dirjen: "Gak usah pakai kembalian segala. Tolong kirim 4 mobil lagi ke rumah saya ya..."
Bule : @#$%^&**(
3. Tiga Orang Tes CPNS
Suatu hari, si A, B dan C datang ke kantor untuk mengikuti tes calon pegawai negeri sipil (CPNS). Hari itu materinya wawancara lisan. Satu persatu mereka dipanggil pewawancara.
Si A memasuki ruangan.
Pewawancara: "Berapa 100 ditambah 100?"
A : "250, Pak"
Pewawancara: "Maaf, Anda tidak diterima. Alasannya, Anda bermental korupsi".
Si A keluar ruangan.
Si B memasuki ruangan
Pewawancara : "Berapa 100 ditambah 100?"
B : "150, Pak"
Pewawancara : "Maaf, Anda tidak diterima. Alasannya, Anda merugikan negara."
Si B keluar ruangan.
Si C memasuki ruangan
Pewawancara : "Berapa 100 ditambah 100?"
Si C : "Terserah Bapak. Saya siap melaksanakan"
Pewawancara : OK! Anda diterima sebagai PNS! Alasannya, Anda penuh pengertian.