Kejayaan Keilmuan Islam pun Diakui Sarjana Arab Non-Muslim
Duta Besar Indonesia untuk Lebanon Hadjriyanto Y Thohari mengatakan, Dunia Arab selalu berhimpitan dengan Islam. Bahkan sampai saat ini karena romantisme kejayaan Arab masa lalu disebabkan oleh Islam, para sarjana arab non-Muslim lebih suka menyebut dirinya Arab-Islam.
Padahal, Menurut Hadjriyanto , di Dunia Arab secara demografi tidak semua penduduknya beragama Islam. Bahkan di Lebanon jumlah penduduk Kristen mencapai 40 persen, dan Islam 54 persen, dan beberapa agama lain yang prosentasenya lebih kecil.
“Itu sarjana-sarjana di sini meskipun Kristen kalau menyebut itu juga Arab-Islam. Karena memang bagi masyarakat Arab non-Muslim itu kegemilangan sejarah Arab adalah pada masa Islam,” ungkap Dubes RI untuk Lebanon dalam keterangan Kamis 18 Februari 2021.
Kebiasaan tersebut merupakan jejak dari kegemilangan yang ditorehkan oleh Umayah dan Abasiyah. Sehingga meskipun bukan penduduk muslim, jika mereka mengagumi kegemilangan Arab maka secara tidak langsung mereka juga sedang mengagumi kejayaan Islam di masa lalu.
“Maka meskipun mereka bukan muslim tapi mereka juga sering-sering menyebut Arab-Islam dalam satu nafas,” tuturnya.
Di wilayah tugasnya, Lebanon, banyak penerbit buku milik non-muslim yang semangat menerbitkan buku khazanah-khazanah intelektual Islam. Tradisi literasi ilmuan muslim diakui Hadjriyanto memang luar biasa. Mereka mengabdikan dirinya pada ilmu, bahkan banyak dijumpai seorang ilmuan muslim mampu menulis kitab sampai 25 jilid dan kuat menulis selama bertahun-tahun.
“Tradisi intelektualisme Arab itu luar biasa. Kitab-kitab Arab itu kan berjilid-jilid, mereka menulis buku bukan belasan jilid, tapi puluhan jilid,” ucapnya
Tradisi seperti itu menurut Hadjriyanto memang di rawat, tapi juga diakui tradisi tersebut di Arab juga mengalami penurunan. Ciri khas dari kitab-kitab ulama Islam-Arab adalah sampul buku yang dibuat tebal dan indah, menurutnya, hal itu sebagai ikhtiar menjaga usia kitab sampai ratusan tahun.
“Cost untuk sampul itu bisa mencapai 20 sampai 25 persen dari harga kitab, itu menunjukkan semangatnya yang sangat tinggi,” terangnya
Advertisement