Kejayaan Indonesia harus Ditopang Papua dan Daerah Lain
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengingatkan, untuk mencapai kejayaan bangsa Indonesia harus ditopang atas kejayaan seluruh warga bangsa. Mulai dari Aceh hingga Papua, masyarakat di masing-masing daerah harus berjaya.
"Ayo, sesama manusia dan sesama anak bangsa dari suku manapun dan agama apapun, kita jaga persatuan dan gotong royong guna mencapai Indonesia jaya. Papua jaya, NTT jaya, Bali jaya, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra dan Jawa sumuanya jaya. Merdeka!," tuturnya, Senin 19 Agustus 2019.
Pengasuh pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang menambahkan, Indonesia berdiri dan ditegakkan atas berbagai suku bangsa, etnis dan agama. Mereka berbeda-beda tapi tetap menjaga keutuhan negara, keutuhan bangsa, lewat wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu semuanya bisa beribadah, kebaktian, upacara dan doa dengan khusyu' dan aman," tutur Kiai Marzuki Mustamar.
Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyesalkan kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua Barat. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj meminta pemerintah, terutama aparat kepolisian agar segera meredam kerusuhan tersebut supaya tidak berkembang lebih jauh.
“Saya mengharapkan kepada aparat kepolisian segera menetralisir keadaan ini. Jangan sampai berkembang dan melebar ke mana-mana. Semua sebagai bangsa akan rugi besar kalau ini tidak segera diselesaikan,” kata KH Said Aqil Siroj, Senin 19 Agustus 2019.
Kiai Said tidak memungkiri, dalam sebuah negara yang beragam seperti di Indonesia, gesekan dan ketidakcocokan sangat mungkin terjadi. Namun, sambungnya, dalam menghadapai sebuah ketegangan, hendaknya siapa pun bisa menahan diri dan kembali kepada semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
“Hendaknya masing-masing menahan diri. Kita ini saudara, satu bangsa. Kita ini tidak punya musuh, semuanya saudara kita semua. Muslim, non-Muslim. Suku apa saja, budaya manaa saja. Tetap kita harus saling menghormati sebagai saudara sebangsa dan setanah air,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, sejumlah organisasi masyarakat (ormas) terlibat bentrok dengan mahasiswa penghuni asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, Jumat 16 Agustus 2019.
Aksi tersebut dipicu oleh informasi yang menyebutkan bahwa oknum mahasiswa diduga telah merusak bendera merah putih dan membuang ke selokan. Polisi terpaksa menembakan gas air mata dan menjebol pintu pagar asrama dan 43 orang diamankan petugas untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Kerusuhan tersebut berbuntut panjang. Pasalanya, kerusuhan pecah di Manokwari, Papua, Senin 19 Agustus 2019. Kerusuhan bermula dari unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa dan massa pada pagi hari. Para pengunjuk rasa memprotes perlakuan aparat keamanan terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.
Massa membakar Gedung kantor DPRD Papua Barat di Manokwari, Papua. Selain membakar gedung DPRD, massa yang terdiri atas mahasiswa dan masyarakat itu membakar ban. Blokade jalan juga dilakukan oleh massa.