Kejar Seats Capacity Menpar Roadshow ke Angkasa Pura 1
Menpar Arief Yahya sangat serius mengejar kekurangan seats capacity hingga 25.5 juta seats. Aksi ini dilakukan karena seats capa itu itu masih kurang 1,1 juta seats.
Kekurangan dalam jumlah lumayan ini membuat Marketeer of the Year 2013 versis Markplus tersebut melanjutkan roadshow-nya ke 3A Akses, yakni Airports, Airlines dan Authority (Airnav).
Menteri Arief Yahya, pagi kemarin, mendatangi markas PT Angkasa Pura 1. Ini setelah roadshow sebelumnya mendatangi kantor Garuda Indonesia, Lion Air, Air Asia, Stiwijaya Air, dan Angkasa Pura II.
“Karena itu semua unsur 3A harus dibedah, dioptimalkan dan berkolaborasi untuk Indonesia Incorporated. Saya senang, semua pihak saling mensupport, saling mencari solisi untuk menambah jumlah seats,” jelas Menteri Arief.
AP I misalnya, mereka membuktikan komitmennya mendukung pariwisata Indonesia. Tengok saja rencana aksinya di 2018 ini. Untuk mendukung target 17 juta wisatawan mancanegara, PT AP 1 siap mendukung apa saja untuk menambah seat capacity.
Dirut AP 1, Faik Fahmi, mengatakan, untuk memenuhi target 17 juta wisman di 2018, perlu pertumbuhan year on year (YoY) minimal 22%.
“Tidak bisa mengandalkan bandara selain Ngurah Rai Denpasar (DPS) dan Soekarno-Hatta Cengkareng (CGK), karena kontribusinya hanya 10%. Makanya pintu masuk bandara DPS diharapkan bisa tumbuh lebih dari 22%,” katanya.
Pengembangan kapasitas Bandara Ngurah Rai pun harus disentuh. Tujuannya, bisa menambah slot untuk penambahan frekuensi maupun rute baru.
“Jumlah internasional seats capacity baru yang harus dibangun di Bandara Ngurah Rai tahun 2018, minimal 600.000 seats, atau setara dengan penambahan 5 WB (Wide Body) daily + 5 NB (Narrow Body) daily,” jelasnya.
Planning pengembangannya pun sudah ada. Dari paparan Faik Fahmi, mulai September 2018, pergerakan pesawat per jam di Bandara Ngurah Rai Bali akan ditingkatkan menjadi 33 kali! Dari
angka sebelumnya, 30 pergerakan.
Action lain yang digarap adalah trafik internasional di Bandara Sam Ratulangi Manado, Lombok Internatioal Airport, dan Adi Sutjipto Jogja. Ketiganya juga tumbuh cukup tinggi di 2017. Oleh karena itu, kapasitas di tiga bandara ini akan segera diantisipasi agar bisa tetap tumbuh.
Insentif yang disiapkan AP 1 antara lain diskon landing fee hingga 100% untuk new routes/flights, free material promo for airport, dan incentives for pax growth.
Selain itu, Tourist Information Center (TIC) yang standar perlu didirikan di setiap bandara. Untuk hal ini, AP1 akan ikut mengembangkan TIC sesuai prototype di T3 bandara Soekarno-Hatta.
Untuk 2018, ada jutaan calon wisman yang melakukan kunjungan Incentive Tour dari Pemerintah China melalui Charter EBTC (Korpri nya China). Untuk itu, perlu extra-effort untuk menyiapkan slot bagi charter EBTC, di luar tambahan slot yang baru.
Karenanya, Unutilized Slot yang diblok Airlines akan dihilangkan. Operating hours bandara juga akan diperpanjang.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengacungkan dua jempol terhadap PT Angkasa Pura yang komit mendukung pariwisata Indonesia. Menurut Menpar, penambahan seat capacity dibutuhkan untuk mendukung pariwisata.
Airlines memerlukan stimulus untuk mengembangkan network-nya, maka dari itu AP1 diharapkan turut mendukung paket insentif bersama, untuk mendorong pengembangan rute airlines.
Tourist Information Center (TIC) yang standar perlu didirikan di setiap bandara, AP1 diharapkan ikut mengembangkan TIC sesuai prototype di T3 bandara SHIA CGK.
Ada jutaan calon wisman kunjungan Incentive Tour Pemerintah China melalui Charter EBTC (Korpri nya China), maka perlu perlu extra-effort AP1 untuk menyiapkan slot untuk charter EBTC, di luar tambahan slot yang baru.
Hal lainnya seperti Unutilized Slot yang diblok Airlines juga harus dihilangkan, karena hanya merugikan. Operating hours bandara sebaiknya diperpanjang. (*)
Advertisement