Kejahatan Kemanusiaan, Ini Sikap PBNU Terkait Bom di Sri Lanka
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H. A. Helmy Faishal Zaini mengecam bom yang terjadi di Sri Lanka pada Minggu Paskah kemarin. Menurutnya, segala perilaku dan tindak kekerasan tidak sesuai dengan ciri-ciri Islam yang ramhatan lil ‘alamin.
Helmy mengingatkan, di samping tujuan syariat (maqashid syariah) yang lima, yaitu menjaga jiwa, akal, harta, keluarga, dan martabat, perdamaian, kebebasan, dan juga toleransi adalah prinsip utama dalam menjalankan kehidupan. Oleh sebab itu, kelimanya merupakan prinsip utama yang harus ditegakkan di manapun.
Untuk ikut serta dalam upaya menciptakan perdamaian di Sri Lanka, Helmy mendorong agar pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah diplomatis.
“Upaya ini penting dilakukan sebagai bagian dari tanggungjawab Internasional yakni turut berperan dalam usaha menciptakan perdamaian dan keamanan dunia,” katanya dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Senin 22 April 2019.
“Upaya ini penting dilakukan sebagai bagian dari tanggungjawab Internasional yakni turut berperan dalam usaha menciptakan perdamaian dan keamanan dunia,” kata Helmy Faishal Zaini.
Dia juga mendesak agar Persetikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan penyelidikan siapa pelaku di balik insiden berdarah itu. Sehingga situasi dan kondisi di Sri Lanka kembali kondusif kembali. Di samping itu, Helmy mengajak masyarakat internasional untuk bersama-sama menggalang bantuan kemanusiaan untuk masyakarat Sri Lanka.
Senada dengan itu, Ketua PBNU Robikin Emhas menyebut, pengeboman yang terjadi di Sri Lanka sebagai kejahatan terorisme yang melawan nilai kemanusiaan dan bertentangan dengan ajaran agama. Dia menegaskan, dalam pandangan Islam pelaku pengeboman bukan pahlawan dan tidak mati syahid.
Menurutnya, agama dan ideologi apapun harus dikembangkan untuk mewujudkan perdamaian dunia dan kehidupan masyarakat yang harmonis. Bukan malah dijadikan sebagai ‘legitimasi’ untuk meniadakan mereka yang berbeda.
“Menghargai perbedaan, menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, menjaga kelangsungan hidup setiap manusia adalah beberapa prinsip utama yang dipegang teguh oleh seluruh masyarakat dunia,” katanya.
Sebagaimana diketahui, pada Minggu Paskah kemarin terjadi serangan bom di delapan lokasi di Sri Lanka; tiga di kebaktian gereja, tiga di hotel, satu di luar kebun binatang di selatan Ibu Kota Kolombo, dan satu lagi di pinggiran kota. Akibatnya, sedikitnya 290 orang meninggal dunia dan 500 orang lainnya terluka, termasuk luka parah. Jumlah itu kemungkinan akan terus bertambah.
Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan sporadis yang terjadi di Sri Lanka itu. Namun sebagaimana diberitakan abc.net.au, Senin 22 April 2019, sebanyak tujuh orang ditangkap setelah serangkaian ledakan bom di delapan lokasi di Sri Lanka itu.
Hingga saat ini, belum ada informasi yang rinci terkait siapa-siapa saja yang menjadi pelaku pengeboman di Sri Lanka. Namun salah satu pelaku bom bunuh diri di Hotel Cinnamon Sri Lanka diketahui bertama Mohamed Azzam Mohamed. (adi)
Advertisement