Kehilangan Saling Kasih, Ini Jalan Raih The Golden Role
Takbir : “Allah Akbar” (Allah Maha Besar) yang dikumandangkan tiap masuk waktu salat, setiap hari, dan pada setiap gerak pindah dalam salat, seharusnya mengingatkan kita tentang kewajiban manusia untuk bersikap rendah-hati, menundukkan ego dan meniadakan arogansi, bukan malahan mengidentikkan diri dengan-Nya atau membenci ciptaan-Nya.
Demikian pesan KH Husein Muhammad, menyampaikan pentingnya rasa rendah hati. Demikian soal saling kasih di masa pandemi Covid-19 dan di tengah maraknya berita hoaks. Kiai Husein Muhammad menyebut: The Golden Role, berperan elok dalam suatu kesempatan.
Di dalam situasi karut marut kehidupan dunia, moralitas publik yang runtuh berantakan dan "kegilaan" sosial masif itu lalu kita harus bagaimana?. Kita yang waras harus berbuat apa?. Begitu pertanyaan banyak orang.
Para sufi dan masyarakat spiritual dari segala agama dan kepercayaan menyebut keadaan di atas sebagai kondisi masyarakat yang sedang kehilangan saling Kasih dan Cinta seraya amat tega dan seakan senang membiarkan orang lain menderita.
Oleh karena itu menurut mereka tak ada cara lain kecuali masing-masing kita menengok kembali ke pusat jiwa.
Agama dan etika spritual berharap sungguh-sungguh agar setiap kita melihat ke dalam diri untuk menemukan apa yang membuat kita tersakiti. Lalu kita melangkah tegap dengan menolak dalam keadaan apapun dan atas nama apapun untuk menimbulkan rasa sakit itu kepada orang lain.
The Golden Role mengatakan : "Jangan perlakukan orang lain dengan cara-cara yang engkau sendiri tidak menginginkan itu terjadi terhadap dirimu". Atau dalam redaksi positif : "Perlakukanlah orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan".
Seorang guru bijak Cina, Konfusius ( 551-479 SM) saat ditanya ajaran yang perlu dijalani sepanjang hari dan setiap hari, menjawab : "tasamuh/toleransi" (tenggang rasa). Jangan pernah lakukan kepada orang lain apa-apa yang kau sendiri tidak ingin mereka lakukan terhadapmu. Atau dengan redaksi yang singkat : "lakukan yang terbaik untuk orang lain. Lakukan sikap altruistik".
15 abad lampau Nabi saw (w. 632 M) bersabda:
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
"Seseorang belum beriman dengan baik, sampai dia mencintai orang lain seperti mencintai dirinya".
Dalam redaksi lain dari Abu Hurairah dikatakan:
وَأَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا …
"Berikan dengan senang hati untuk orang lain, apa-apa yang kau senangi untuk dirimu, kau menjadi seorang yang beriman".
Hadits lain menyebutkan:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأحدهم :
أَتُحِبُّ الْجَنَّةَ ؟ قُلْتُ : نَعَمْ، قَالَ : فَأَحِبَّ لِأَخِيكَ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ (رواه احمد)
Nabi mengatakan kepada salah seorang sahabatnya : "Apakah kau ingin masuk sorga?. Ia menjawab : "Benar". Nabi berkata : " Berikan dengan senang hati untuk sahabatmu apa saja yang engkau sendiri senang untuk dirimu".
Demikian penjelasan KH Husein Muhammad (14.01.21, HM)