Keharmonisan Ulama-Umara Disorot, Menag: Itu Keniscayaan
“Relasi mesra ulama-umara dalam konteks negara Indonesia yang religius adalah sebuah keniscayaan".Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama RI
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, ulama dan umara (pemerintah) memiliki hubungan yang baik dan mesra dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Keduanya saling membutuhkan. Umara membutuhkan nasihat dari seorang ulama. Sementara ulama memerlukan umara agar dakwah Islam bisa berjalan dengan baik.
“Relasi mesra ulama-umara dalam konteks negara Indonesia yang religius adalah sebuah keniscayaan,” kata Lukman Hakim, dalam keterangan pers diterima ngopibareng.id, Selasa (8/5/2018).
Lulusan Universitas As-Syafiiyyah ini mengemukakan bahwa nasib suatu bangsa ditentukan relasi ulama dan umara. Jika relasi ulama dan umara baik, maka bangsa tersebut akan baik. Begitu pun sebaliknya.
“Baik buruknya relasi ulama-umara akan menentukan baik buruknya sebuah bangsa,” tegasnya, terkait kegiatan MUI di Banjarbaru, Kalimatan, dalam pekan ini.
Lukman menceritakan, kemesraan relasi ulama dan umara sudah terbangun sejak kerajaan-kerajaan Nusantara dulu. Kesultanan Aceh misalnya. Ratu Shafiyatuddin menunjuk Syekh Abdul Rauf Sinkel untuk menjadi mufti yang bertanggung jawab atas segala persoalan di kesultanan Aceh.
“Di Kalimantan Selatan ini, ada kerajaan Banjar. Hubungan mesra ulama-umara di Banjar tergambar pada sosok Sultan Adam al-Watsiq Billah dengan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari,” ceritanya.
Kedekatan hubungan sultan Banjar dengan Syekh Arsyad turut mempengaruhi peraturan kerajaan pada waktu itu. Yakni ditetapkannya Undang-Undang Sultan Adam yang memuat aturan pidana dan perdata sesuai dengan hukum Islam dan kearifan lokal.
Menurut Lukman, sejarah Nusantara tersebut menjadi bukti bahwa relasi mesra ulama dan umara sudah menjadi darah daging bangsa ini.
“Oleh karena itu, sebagai generasi penerus estafet kepemimpinan dan keulamaan para pendahulu pendiri bangsa, tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali melestarikan relasi mesra ulama-umara ini dengan sebaik-baiknya,” tutup dia. (adi)