Kehadiran Tamu Membawa Berkah, Muliakanlah Mereka!
Bersilaturahmi di antara fadhilah atau keutamaannya adalah memperlancar rezeki dan memperpanjang umur. Karena itu, aktivitas silaturahmi tidak hanya pada saat lebaran, tapi juga pada hari-hari yang lain.
Pesan Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW) melalui haditsnya, patut menjadi perhatian kita.
Dari Abi Hurairah Rha, Sabda Nabi SAW :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
”Barangispa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat maka jangan sakiti tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat maka muliakanlah para tamunya. Juga barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat maka berkatalah dengan perkataan yang baik atau hendaklah dia diam.” (HR Imam Al-Bukhari)
5 Hal Penting, Penjelasan Hadits
1. Sebagian dari tanda kesempurnaan iman kita kepada Allah Ta'ala dan hari akhirat ialah dengan memiliki sifat berikut:
a) tidak menyakiti tetangga dan kawan dekat
b) memuliakan para tamu
c) berkata benar (perkataan yang baik)
2. Memuliakan para tamu adalah merupakan akhlak terpuji dan ia adalah sunnah Nabi SAW yang selayaknya dihidupsuburkan sepanjang zaman. Bahkan tindakan memuliakan para tamu mengundang ampunan Allah SWT. terhadap dosa kita.
3. Suatu ketika, Salman al-Farisi Radhiyallahu anhu (R.a) bertandang ke rumah Rasulullah SAW sementara Baginda sedang beristirahat di atas bantalnya. Menghormati kedatangan Salman, Baginda SAW mengulurkan bantal itu kepada Salman lantas bersabda:
يَا سَلْمَانُ، مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْخُلُ عَلَى أَخِيهِ الْمُسْلِمِ فَيُلْقِي لَهُ وِسَادَةً إِكْرَامًا لَهُ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ
Wahai Salman, tidaklah seorang Muslim yang mendatangi seorang Muslim yang lain, lalu dia memberikan bantal sandar pada para tamu karena memuliakannya, melainkan Allah telah mengampunkan dosanya. (HR Al-Hakim di dalam al-Mustadrak)
4. Begitulah para tamu datang membawa keberkahan (kebaikan yang bertambah-tambah).
Daripada Al-Bara`dia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
“Tidaklah dua orang Muslim bertemu lalu saling berjabat tangan, melainkan diampuni bagi keduanya sebelum keduanya berpisah” (HRAbu Daud, Hadis Shahih)
5. Budaya saling mengunjungi (ziarah menziarahi), memuliakan para tamu, bertukar buah tangan (hadiah) dan saling berjabat tangan di antara satu sama lain merupakan satu elemen penting yang mendorong kepada lahirnya masyarakat yang berkasih sayang, damai dan harmoni. Justru ia pula menjadi asas kepada kekuatan ummah.
Dari Atha' bin Abu Muslim Abdullah Al-Khurasani berkata, Rasulullah SAW bersabda:
تَصَافَحُوا يَذْهَبْ الْغِلُّ وَتَهَادَوْا تَحَابُّوا وَتَذْهَبْ الشَّحْنَاءُ
“Berjabat tanganlah, ia menghilangkan kebencian dan hendaklah kamu saling memberi hadiah niscaya kamu akan saling mencintai dan menghilangkan perasaan dendam”. (Riwayat Imam Malik di dalam Muwatta. - Hadis Hasan/sebahagian ulamak mendhaifkannya)
Demikian tausiyah Ust Nasrudin bin Hassan at Tantawi, Penasihat Pondok Pengajian Turath Amanullah Sungai Choh Selangor. Wallahu a'lam bisshawab.
Semoga bermanfaat. Sekian.