Kegilaannya pada F1 dan MotoGP Menjadi Inspirasi dr Aucky Hinting Melukis Proses Bayi Tabung
Androlog senior sekaligus seniman dr Aucky Hinting telah menyelenggarakan pameran seni tunggalnya, yang diberi nama 'Number one is the best', yang bertempat di Aucky Hinting Art House, lantai 4, RSIA Ferina, Jalan Irian Barat, Surabaya.
Pameran seni yang terdiri darui berbagai karya seni, seperti lukisan, kolase, instalasi, dan beberapa karya seni lainnya ini bisa dikunjungi oleh masyarakat umum setiap hari Rabu dan Jumat hingga akhir tahun 2024 mendatang.
Terlihat sejumlah karya seni yang dihasilkan oleh Dokter Aucky walaupun menceritakan mengenai perjalanan panjang proses bayi tabung, tapi dikemas dengan menambahkan unsur Formula 1 yang menjadi hobi yang digemarinya.
Dokter Aucky menyebut, kegilaannya terhadap F1 dimulai pada saat ia sedang menempuh studi doktoral spesialis assisted reproductive technology (ART) di Gent, Belgia. Pengalamannya menonton balapan di sirkuit dimulai pada tahun 1988.
"Saya pertama kali menonton Formula One itu tahun 1988, sewaktu di Belgia diajak teman, nonton bertiga. Jagoan saya saat itu Ayrton Senna. Namun Senna meninggal kemudian hari karena kecelakaan dan akhirnya saya mengidolakan Michael Schumacher," ungkap dia.
Selain mengikuti F1, dokter yang telah bergelut dalam bidang andrologi selama kurang lebih 45 tahun ini juga mengikuti ajang balapan motor, MotoGP. Dirinya pun sempat menjagokan pembalap legendaris Yamaha, Valentino Rossi, tapi kemudian memalingkan diri ke pembalap muda asal Spanyol, Marc Marquez.
"Saya sempat menjagokan Valentino Rossi setelah menonton langsung Grand Prix. Namun, sekarang saya berdiri di belakangnya Marc Marquez, bahkan waktu Marquez jatuh dari motornya saat balapan, saya sampai sedih dan tidak mau nonton TV," ungkapnya.
Kecintaannya terhadap ajang balap mobil dan motor paling prestisius sedunia tersebut dijadikan sebagai inspirasinya dalam meracik sejumlah karya seni, khususnya seni lukis sejak 17 tahun yang lalu.
"Sejak saya pulang dari Belgia, saya sudah mengikuti orang-orang melukis. Kemudian pada tahun 2007, saya ingin mengoleksi tapi sama pelukisnya enggak dijual. Akhirnya saya mencoba bisa enggak saya melukis. Jadi enggak punya keahlian apa-apa, melukis-melukis akhirnya ya jadi," ucapnya.
Terdapat lukisan-lukisan hasil goresan Dokter Aucky yang menggambarkan proses fertilisasi dengan metafora balapan yang terjadi pada ajang Formula One. Salah satu karya besarnya adalah lukisan berukuran kurang lebih 3x5 meter, yang diberi nama 'Number one is the best', sama seperti judul pameran tunggalnya.
Lukisan lainnya adalah 'Formula sperm', yang baru selesai dilukisnya pada tahun 2024 ini. Lukisan tersebut terinspirasi dari pengalamannya saat menonton F1 sejak 1988, menyiapkan seorang pembalap untuk menjadi juara atau number one, sama dengan menyiapkan spermatozoa.
"Saat kita melihat bagaimana mobil F1 dipersiapkan sedemikian rupanya, sesiap-siapnya di pitstop, ini mirip dengan sperma. Di mana sperma yang paling the best yang akan membuahi sel telur, sama seperti saat sperma membuahi sel telur," ujarnya.
Untuk itu, dokter kelahiran Surabaya 7 Agustus 1953 ini berharap, pameran karya seninya dapat menyadarkan seluruh masyarakat yang datang bahwa mereka adalah 'pembalap nomor satu' dan dilahirkan sebagai orang nomor satu, di mana pun posisinya dan di mana pun pekerjaannya.
"Kita ingin mengekspresikan, dan ekspresi kita itu dilihat oleh masyarakat serta diketahui oleh masyarakat, sehingga menggugah mereka untuk tahu karya-karya seni," pungkasnya.
Advertisement