Kegiatan ODGJ di Liponsos Keputih, Ada yang Belajar Nukang
Supriyanto 43 tahun, sedang sibuk menyemen pinggiran taman yang ada di halaman Liponsos Keputih, Surabaya, siang itu. Ini merupakan kegiatan rutin setiap hari sekaligus pelatihan yang diberikan pihak Liponsos pada Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ).
Ya, warga Kebonsari itu adalah salah satu ODGJ yang dirawat di Liponsos dengan keadaan 60 persen bisa diajak berkomunikasi.
Sekilas kegiatan yang dilakukan pria berkepala plontos tersebut sama dengan orang pada umumnya. Hanya saat melakukan pekerjaanya, ia harus sedikit dipandu atau diarahkan oleh pengawas.
Karena kondisinya cukup baik, pria yang sudah 5 tahun dirawat di Liponsos Keputih itu, masih bisa menjawab beberapa pertanyaan tentang asal usulnya. Supriyanto pun ingat bahwa dulunya ia sempat bekerja sebagai PNS di Kabupaten Blora Jawa Tengah.
"Dulu mantan PNS di Dinas Kesehatan, Blora. Terus 2016 pulang ke Surabaya, lalu 2018 masuk kesini (Liponsos) sampai sekarang," katanya sedikit terbata-bata.
Selain Supriyanto, ada pula Fahmi yang melakukan kegiatan serupa dengannya. Sayangnya, pria 31 tahun itu, tak bisa diajak berkomunikasi layaknya Supriyanto, karena keadannya yang masih halusinasi.
Meskipun berstatus ODGJ, mereka bisa melakukan pekerjaan layaknya orang normal. Garapan mereka penyemen pinggiran taman juga terbilang rapi.
Salah satu pengawas ODGJ, Yusuf mengatakan, diluar kegiatan sehari-hari. Para ODGJ juga diberikan pelatihan seperti, pertukangan, mendempul mobil, hingga budidaya mogot.
Menurutnya, hal ini dilakukan untuk mempertajam ingatan dan bagian dari proses penyembuhan ODGJ. "Kalau tidak diberikan kegiatan, kebiasaan halusinasi akan keluar. Mulutnya akan berbicara sendiri, kalau ada kegiatan seperti ini mereka bisa fokus," katanya ditemui di Liponsos Keputih.
Yusuf mengungkapkan, ODGJ yang diberikan pelatihan adalah mereka yang sudah tidak agresif.
Senada dengan Yusuf, Sekretaris Dinsos Surabaya, Arif Sugiharto menyampaikan, palatihan yang diberikan untuk bekal para ODGJ nantinya saat dinyatakan sembuh dan kembali ke masyarakat.
"Pelatihan ini bukan diberikan hanya sekadar bisa, tapi bagaimana mereka bisa mendempul atau mengosok body mobil benar-benar seperti semula. Begitu juga dengan pertukangan dan lainnya," ujar Arif.
Arif berharap, ketika dinyatakan sembuh kelak, ODGJ binaan Liponsos Keputih bisa tetap berdaya dengan kemampuan yang dimiliki.
"Harapannya bisa sembuh total, dan mereka saat dibawa pulang keluarga bisa punya penghasilan sendiri untuk diri sendiri. Syukur-syukur bisa mengajak tetangganya untuk bekerja," tambahnya.
Untuk diketahui, saat ini Liponsos Keputihd dihuni 751 orang, 568 diantaranya adalah ODGJ dan sisanya gelandangan yang tertangkap Satpol PP saat Razia.
Advertisement