Kedudukan yang Terpuji di Sisi Allah Ta'ala, Ini Jalan Meraihnya
Dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang menjelaskan bagaimana Allah mengangkat tinggi derajat Rasulullah Saw dan memuji perangai-perangai indah beliau serta agungnya kemuliaan Nabi di sisi-Nya.
Salah satunya disebutkan dalam firman-Nya :
وَمِنَ ٱلَّيۡلِ فَتَهَجَّدۡ بِهِۦ نَافِلَةٗ لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبۡعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامٗا مَّحۡمُودًا
Dan pada sebagian malam, lakukanlah Salat Tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. (QS.Al-Isra’:79)
Sebagian ulama’ ahli tafsir berkenaan dalam ayat ini menyebutkan bahwa selain 5 sholat wajib dalam sehari, ada kewajiban khusus bagi Rasulullah saw yaitu sholat malam (tahajjud).
Amalan Ibadah Tambahan Waktu Malam
Sebagaimana dalam ayat diatas disebutkan :
نَافِلَةٗ لَّكَ
“(sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu.”
Kemudian akhir dari ayat itu dijelaskan bahwa dibalik perintah bangun malam yang diwajibkan untuk Rasulullah saw, beliau layak untuk mendapatkan derajat agung yang sangat tinggi disisi Allah swt.
عَسَىٰٓ أَن يَبۡعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامٗا مَّحۡمُودًا
“
“Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
Maqoman Mahmuda secara bahasa memiliki makna yang sangat luas, yakni semua kemuliaan Rasulullah saw yang layak mendapat pujian yang tertinggi. Walaupun para ahli tafsir memaknai Maqoman Mahmuda yang diraih oleh Baginda Nabi saw adalah Syafaat Al-Kubro yaitu kemuliaan dari Allah swt yang diberikan kepada Rasul saw untuk memberi syafaat kelak di Yaumil Mahsyar. Yang karena kemuliaan itulah beliau mendapatkan pujian dari para penghuni Mahsyar atas syafaat yang agung itu.
Dari ayat di atas kita dapat mengambil poin bahwa kedudukan yang amat tinggi ini beliau peroleh karena Rasulullah saw melakukan solat, munajat dan doa di tengah malam.
Bahkan sebagian ahli tafsir menyebutkan bahwa Maqoman Mahmuda memiliki makna yang kemuliaan yang lebih luas, sementara Syafaat hanya salah satu dari kemuliaan tersebut. Hingga ketika memandang kemuliaan Rasulullah saw yang begitu tinggi ini, seluruh penduduk Mahsyar memuji beliau atas kemuliaan tersebut.
Memang ayat ini adalah janji dan jaminan kemuliaan untuk Rasulullah saw. Namun dari berbagai riwayat menunjukkan bahwa siapa yang bangun di malam hari dan melaksanakan apa yang dilaksanakan Nabi seperti Solat, Munajat dan Membaca A-Qur’an maka pasti mereka juga mendapatkan kedudukan yang terpuji sesuai dengan kadar keimanannya masing-masing.
Maka tidak heran bila berulang kali Rasulullah saw menganjurkan dan mengabarkan begitu besarnya kemuliaan yang akan didapatkan bagi orang yang bangun malam demi mendekatkan diri kepada Allah swt.
Dalam sebuah riwayat disebutkan :
صَلَوَاتُ اللَّيْلِ سِرَاجٌ لِصَاحِبِهَا فِي ظُلْمَةِ القَبْرِ
“Salat malam adalah lentera bagi pelakunya ditengah gelapnya liang kubur.”
Dalam kesempatan lain Rasulullah saw bersabda,
مَا زَالَ جِبرَئِيل يُوصِينِي بِقِيَامِ اللَيْلِ حَتَّى ظَنَنتُ أَنَّ خِيَارَ أُمَّتِي لَن يَنَامُوا مِنَ اللَّيْلِ إِلَّا قَلِيلًا
”Jibril selalu mewasiatkan kepadaku untuk beribadah di waktu malam, hingga aku menganggap bahwa sebaik-baik umatku tidak akan tidur di waktu malam kecuali sedikit.”
Demikian pesan Ust Taufiq Abdul Rahmat dalam Khazanah Al-Qur'an.
Semoga Bermanfaat.
Advertisement