Kedudukan Hamba di Sisi Allah Ta'ala, Ini Indikator Al-Hikam
Al-Imam Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atho'illah As-Sakandari dalam Kitab Al-Hikam menyampaikan:
اِذاَ اَردتَ اَنْ تَعْرِفَ قدرَكَ عِندهُ فاَنْظُرْ ماَذاَ يُقِيمكَ فيهِ
''Jika engkau ingin mengetahui kedudukanmu di sisi Allah, maka perhatikan di dalam bagian apa Allah menempatkan engkau.''
Penjelasan (Syarah)
Hikmah ini bisa diartikan dua kedudukan.
1. Umum ('Aamm) yaitu: Jika engkau termasuk kelompok orang yang beruntung dan diterima Allah, maka Allah akan menjadikan kamu hamba-Nya yang selalu taat dan ibadah kepada Allah. Namun jika kamu termasuk ahli celaka , maka Allah akan menjadikan kamu pada perkara yang menjadikan murkanya Allah.
2. Khusus (Khosh) yaitu: Jika kamu ingin mengetahui kedudukan kamu di sisi Allah, maka lihatlah kedudukan Allah dihatimu.
Rasulullah Shollallohu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaknya memperhatikan bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Maka sesungguhnya Allah mendudukkan hamba-Nya, sebagaimana hamba itu mendudukkan Allah dalam hatinya.''
Asy-Syaikh Fudhail bin Iyadh Rodhiyallohu 'Anhu berkata:
"Sesungguhnya seorang hamba dapat melakukan taat ibadah kepada Tuhan itu menurut kedudukannya di sisi Tuhan, atau perasaan imannya terhadap Tuhan, atau kedudukan Tuhan di dalam hatinya.''
Asy-Syaikh Wahab bin Munabbih berkata:
"Aku telah membaca dalam kitab-kitab Allah yang dahulu Allah berfirman:
"Wahai anak keturunan Nabi Adam, taatilah perintah-Ku dan jangan engkau beritahukan kepada-Ku apa kebutuhan yang baik bagimu. [Yakni engkau jangan mengajari kepada-Ku apa yang baik bagimu].'' Sesungguhnya Aku [Allah] telah mengetahui kepentingan hamba-Ku, Aku memuliakan siapa yang taat pada perintah-Ku, dan menghina siapa yang meninggalkan perintah-Ku, Aku tidak menghiraukan kepentingan hamba-Ku, sehingga hamba-Ku memperhatikan hak-Ku [yakni kewajibannya terhadap Aku].
Kesimpulan:
Jika kamu ingin mengetahui kedudukan kamu di sisi Allah, maka lihatlah kedudukan Allah di hatimu.
*) Sumber: Imam Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atho'illah As-Sakandari, Kitab Al-Hikam, Pasal 83.
Advertisement