Kedepankan Sikap Hidup Damai dan Pemaaf, Pesan bagi Umat Islam
Kericuhan yang terjadi di dekat Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, pada Minggu lalu, disesalkan banyak pihak. Termasuk jajaran pemimpin Islam dan masyarakat luas.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengatakan, dengan alasan apapun penyerangan terhadap masjid dan rumah ibadah lainnya merupakan tindakan kriminal yang patut disesalkan.
"Karena, perusakan simbol agama akan menjadi isu sensitif dikalangan umat beragama di Indonesia, kerusuhan yang menyasar rumah ibadah dapat dengan mudah menyulut kemarahan dan bisa dijadikan alat perpecahan," tutur Haedar, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Selasa 29 Januari 2019.
“Bagi umat Islam tetap harusmengedepankan sikap hidup yang damai, pemaaf dan menjunjung tinggi nilai-nilai keutamaan. Kalau masalah tersebut sudah diselesaikan secara hukum biarlah hukum yang menyelesaikan,” kata Haedar Nashir.
“Muhammadiyah tentu menyesalkan ada pelemparan yang menyasar Masjid, Masjid dan tempat-tempat ibadah lainnya merupakan area yang disucikan dan simbol dari kehidupan umat beragama yang harus di hormati,” terang Haedar.
Bahkan, dalam konstitusi, agama memperoleh tempat yang penting, terdapat dalam pasal 29 ayat 1 dan 2 Undang-undang Dasar (UUD) 1945, didalamnya negara menjamin tiap-tiap penduduknya dalam memeluk agama. Serta diperkuat dengan sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kebebasan yang dijamin oleh undang-undang sudah seharusnya diindahkan oleh semua pihak, serta untuk saling mengontrol ego masing-masing. Maka, menjadi perlu bagi pengurus dan jamaah masjid menjaga kesucian dan kemurnian masjid sebagai tempat untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
“Jadi di sinilah saya yakin semua pihak tahu posisi dan fungsi masjid, maka hal-hal seperti yang terjadi di Jogokariyan tidak terjadi dan tidak boleh terjadi lagi,” ungkapnya.
Haedar mengimbau untuk semua pihakuntuksaling mengontrol ego masing-masing, serta menyerahkan kasus tersebut kepihak berwajib.
“Bagi umat Islam tetap harusmengedepankan sikap hidup yang damai, pemaaf dan menjunjung tinggi nilai-nilai keutamaan. Kalau masalah tersebut sudah diselesaikan secara hukum biarlah hukum yang menyelesaikan,” jelas Haedar.
Imbauan untuk saling mengontrol masing-masing kelompok perlu disampaikan, mengingat kejadian tersebut sudah tersebar luas melalui media sosial. Haedar berharap kejadian ini tidak diperluas dan dikait-kaitkan dengan persoalan lain, karena akan menjadi pemicu hal negatif bagi kehidupan umat dan bangsa.
Dari kejadian ini, umat harus bisa mengambil hikmahnya, dengan betul-betul menjadi perhatian semua pihak untuk saling menghormati dan menjunjung tinggi norma serta adab sopan santun.
“Bagi warga Muhammadiyah untuk tetap tenang dan menunjukkan akhlak Islami, serta untuk lebih bijak dalam menerima informasi,” tutup Haedar. (adi)