Kedelai Naik, Pedagang Tahu Tempe Jakarta Mulai Mogok
Setelah kelabakan akibat langkanya minyak goreng, ribuan pedagang pecel lele di Jakarta mengeluh akibat hilangnya tahu tempe di pasaran. Perajin tempe mulai hari ini, Senin 21 Februari 2022, mogok produksi akibat naiknya harga kedelai impor, bahan baku pembuatan tahu dan tempe.
Kenaikan kedelai mencapai sekitar 25 persen. Dari yang semula Rp 900 ribu per kuintal, sekarang sudah Rp 1,15 juta per kuintal. Solihin, pedagang pecel lele asal Semlaran Lamongan Katim yang berjualan di daerah Setiabudi Kuningan Jakarta Selatan, kelangkaan minyak goreng disusul dengan mogoknya perajin tempe berdampak pada usahanya. Selama 16 tahun berjualan pecel lele, baru sekarang mengalami kesulitan.
Tahu tempe menjadi andalan usahanya selain lele. Selain pedagang pecel lele pedagang goreng juga terkena dampak hilangnya tempe dan tahu di pasar. "Minyak goreng langka, pabrik tempe mogok, bagaimana ini, mosok diganti jual pecel lele rebus, cah," kata istri Solihin dengan nada jengkel.
Ia sudah menghubungi perkumpulan pedagang pecel lele asal Lamongan yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok Tangerang dan Bekasi yang jumlahnya ribuan, semuanya mengeluh dan minta pemerintah segera mencarikan solusinya. "Pecel lele dan tahu tempe pembelinya wong cilik, nggak mentolo kalau harganya dinaikkan," katanya.
Pedagang tahu tempe di Pasar Tradisional Jatinegara mengatakan berhenti jualan seiring dengan aksi mogok yang dijalankan perajin tahu tempe dimulai pada Senin, 21 Februari hingga Rabu, 23 Februari 2022, mendatang.
"Tiga hari saya mogok jualan. Soalnya saya ambil tahu tempenya di perajin. Mereka mogok, kami pedagang di sini juga pada mogok," ujar Salah seorang pedagang, Roni, 48 tahun, saat ditemui di Pasar Tradisional Palmerah.
Roni mengatakan, informasi terkait mogok jualan sudah tersebar. Maka dengan demikian, para pedagang serentak akan mogok, karena menurutnya hal itu sebagai bentuk solidaritas para penjual tahu tempe. Kata Roni, para pembeli sudah diberitahu terkait dirinya yang tidak akan berjualan selama tiga hari pada minggu depan.
"Tiap pembeli yang beli tempe atau tahu, saya kasih tahu. Biar nggak pada kaget," ujarnya Senada, pedagang tahu lainnya, Alwi, 40 tahun, juga berujar akan mogok jualan selama tiga hari ke depan. "Iya saya nggak jualan mulai minggu depan. Barangnya dari perajinnya nggak ada, saya nggak bisa jualan," tuturnya.
Alwi mengaku, sebenarnya aksi mogok ini membuat pendapatannya menurun mengingat dia tidak berjualan selama tiga hari. Meski demikian, ia berharap aksi mogok para perajin tahu tempe ini membuahkan hasil sesuai dengan harapan yang dituju. "Nggak ada pemasukan jadinya saya sebenarnya. Mau gimana lagi. Moga-moga ada hasilnya dari mogok ini," tandasnya.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, perajin tahu tempe di seluruh pulau Jawa akan mogok produksi mulai tanggal 21- 23 Februari 2022 mendatang.
Aksi mogok ini diambil sebagai jalan terakhir akibat naiknya harga kedelai impor yang tak kunjung turun sehingga memberatkan para perajin dalam menjualkan tahu tempe ke masyarakat.
"Para perajin tahu tempe bakal mogok mulai tanggal 21 hingga 23 Februari 2022. Awalnya yang mengajukan pernyataan ingin lakukan mogok hanya DKI Jakarta dan Jabodetabek makin kesini diikuti juga oleh daerah Bandung, Bogor, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah sama Jawa Timur sekarang sudah bikin pernyataan ikut. Sehingga bisa dibilang seluruh Jawa akan mogok produksi," ujar Aip Senin 21 Februari 2022.
Aksi mogok ini tidak harus turun ke jalanan. Cukup berhenti produksi dan tidak berjualan sementara, kata Aip.