Kedekatan Ulama dan Bung Karno, Jadi Pesan Halal Bihalal Gus Ipul di Jember
Calon Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) kembali aktif menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur, setelah cuti sejak dimulainya masa kampanye Pilkada Jawa Timur pada Februari lalu.
Hari ini, Gus Ipul kembali bertugas menjadi pendamping Gubernur Pakde Karwo, Minggu, 24 Juni 2018. “Saya halal bihalal Idul Fitri di Jember, bersama para kiai, bu nyai, santri dan warga masyarakat umum,” kata Gus Ipul.
Tugas dan kegiatan cicit KH Bisri Syansuri itu, salah satu tokoh pendiri NU, telah banyak menunggu. Kegiatan dia praktis tidak pernah berhenti. “Banyak kegiatan harus dihadiri,” kata Gus Ipul.
Gus Ipul tercatat menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur sejak 2008. Ini adalah jabatan yang kedua di posisi Wakil Gubernur. Di masa tenang, Gus Ipul mengajak semua pihak untuk menjaga ketenteraman dan kedamaian.
“Saya mengajak semua pihak untuk menjaga Jawa Timur tetap adem, kondusif, agar rakyat mempertimbangkan dengan jernih ketika memilih calon-calon pemimpinnya,” kata Gus Ipul.
Di Jember, Ketua PBNU itu mengikuti halal bihalal bersama keluarga besar Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyyah Sukorejo (Situbondo), tokoh masyarakat, dan alumni pesantren. Lokasinya di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Mayangan, Gumukmas.
Gus Ipul hadir bersama perwakilan Ponpes Salafiyah Syafiiyyah, Ibu Nyai Juwairiyah, istri (alm.) KH Fawaid As'ad Syamsul Arifin.
Saat memberi sambutan, Ibu Nyai Juwairiyah menghimbau masyarakat untuk memperkuat silaturahmi. Salah satunya dengan memanfaatkan momen halal bihalal.
"Halal bihalal adalah adalah tradisi yang sangat baik, khususnya Indonesia, yang belum pernah ada di negara lainnya," kata Ibu Nyai Juwairiyah.
Asal mula halal bihalal sebagai ikhtiar para ulama NU, yang disetujui Presiden RI Pertama, Ir. Soekarno. “Antara NU dan Bung Karno sudah ada hubungan sangat erat. Tak heran, semangat kebersamaan itu tumbuh dan berkembang hingga saat ini," kata Ibu Nyai Juwairiyah.
Ia berpesan kepada para jemaah yang hadir untuk memberikan suara pada pemilihan Gubernur 27 juni 2018 mendatang. "Jangan sampai golput saat pilkada," kata Nyai Juwairiyah.
"Salah satu pesan kiai, para jemaah harus ikut menyukseskan Pilkada. Kita sebagai santri, harus patuh dan tunduk atas perintah kiai," tegas dia.
Hal sama dikatakan Gus Ipul. Dirinya hadir di Jember ingin memperkuat jalinan sikaturahmi di antara jemaah, kiai, dan juga alumni pesantren.
"Paham aliran di pondok pesantren di Jawa Timur selalu memiliki kesamaan visi. Sebab, akarnya sama. Karena itu. selama kami menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur dua periode, kami tak pernah lepas dari arahan dan instruksi para ulama," kata Gus Ipul.
Terkait Pilkada Jawa Timur 2018, kata Gus Ipul, sebagai santri harus menjaga perintah, nasihat dan arahan para kiai. Yaitu, mengajak warga masyarakat lain untuk berbondong-bondong ke TPS-TPS pada 27 Juni nanti.
"Kunci keberhasilan kita salah satunya dengan patuh pada kiai. Kalau kiai sudah memberikan arahan, wajar bagi kita untuk menjalakan," kata Gus Ipul. (frd/wah)
Advertisement