Pendapatan Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi Malah Naik
Selama masa pandemi Covid-19 jumlah kapal bermuatan non pangan yang berlabuh di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi turun drastis. Angkanya mencapai 85 persen. Meski demikian, hal ini tidak membuat pendapatan Pelabuhan Tanjungwangi menurun.
Sebaliknya, dalam triwulan pertama saja, pendapatan Pelabuhan Tanjungwangi justru sudah melampaui target pendapatan selama satu tahun.
“Kalau kapal pengangkut nonpangan kurang lebih 85 persen turunnya,” jelas General Manager Pelindo III Terminal Tanjungwangi, Banyuwangi, M. Nizar Fauzi, Jumat, 15 Mei 2020.
Dia mengatakan, saat ini kapal yang dominan berlabuh di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi adalah kapal pengangkut bahan bakar minyak (BBM), kapal ikan dan pengangkut kebutuhan pokok seperti kedelai.
“Untuk yang kebutuhan proyek contohnya untuk semen itu sudah berkurang,” ujar Nizar, sapaan M. Izar Fauzi.
Nizar menyebut, masih ada kapal asing yang berlabuh di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi. Menurutnya, kapal asing umumnya berasal dari Singapura dan Amerika. Kapal dari Singapura mengangkut BBM dan aspal.
Sedangkan yang dari Amerika mengangkut kedelai. Selain dari dua negara ini, hampir seluruh kapal yang berlabuh di Pelabuhan Tanjungwangi merupakan kapal lokal.
Turunnya jumlah kapal non pangan yang berlabuh di pelabuhan Tanjungwangi tidak membuat pendapatan Pelabuhan Tanjungwangi turun. Sebaliknya, pendapatannya justru naik. Bahkan, pendapatan hingga bulan April sudah melampaui target pendapatan setahun.
“Alhamdulillah sampai dengan triwulan satu kita sudah melampaui anggaran satu tahun dan bulan ini april kita sudah melampaui 338 persen dari anggaran satu tahun,” tegasnya.
Pemicu kenaikan pendapatan ini menurutnya akibat banyaknya kapal bermuatan bahan pangan dan BBM yang masuk ke Pelabuhan Tanjungwangi. Kapal bermuatan pangan dan BBM ini juga membantu menjaga stabilitas pangan dan BBM selama Pandemi covid-19 tetap terjaga.
Kapal yang masuk ke Pelabuhan Tanjungwangi juga harus melalui protokol pencegahan Covid-19. Sebelum kapal bersandar di pelabuhan, kata dia, terlebih dahulu akan dicek oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan. Selain itu, juga ditanyakan surat keterangan dari 10 singgahan terakhir.
“Jadi umpamanya sebelum dari Tanjungwangi ke mana-mana. Sepuluh yang menyatakan kapal ini bebas (Covid-19). Krunya tidak ada (yang terpapar). Baru diperbolehkan sandar di dermaga. Bila kapal ini datang dari zona merah maka krunya tidak diperbolehkan untuk turun,” jelasnya.
Untuk kru kapal pandu juga mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap setiap kali masuk ke kapal. Mulai pakaian hazmat, kacamata, sepatu, sarung tangan. Satu orang kru kapal diberi lima APD lengkap untuk dicuci setiap usai dipakai.
“Untuk mengantisipasi kontak orang lain khususnya kapal-kapal asing,” tegasnya lagi.