Kedai 'Icip Duren' Lamongan, Minuman Serba Durian
Bisnis kuliner dengan sajian menu khas biasanya lebih laku. Apalagi, rasanya enak. Dipastikan banyak pembeli dan pelanggan.
Seperti halnya Icip Duren, kedai khusus olahan minuman serba durian di Jalan Sumargo Kota Lamongan. Usaha milik Wahyudi, 42 tahun, warga Perumnas Made, Desa Made, Kecamatan/Kabupaten Lamongan, yang dirintis dari kecil ini, kini lebih besar dan banyak pelanggan.
Olahan minuman serba duren itu di antaranya Ketan Duren, Es Campur Duren, Es Degan Duren dan Es Buah (plus) Duren. Saat meracik olahannya, juga sangat terbuka. Tampak di dalam etalase berderet buah segar, ketan di dalam magic jar, sirup dari gula cair asli dan susu.
Ketika menyantap berbagai jenis menu olahan minuman, pembeli tidak sekadar terpuaskan dengan jenis minuman es amour, es degan atau es buah yang sekaligus bisa menghilangkan rasa haus. Tetapi, juga dapat merasakan betapa nikmatnya durian. Sueeger dan nuuikmat.
"Bukan promosi ya, tapi kita minum es degan misalnya, karena campur duren, jadi kita juga merasakan nikmatnya duren, " tutur Arvi, warga Perum Graha Indah, Lamongan, yang mengaku menjadi pelanggan lebih tiga tahunan.
Memang, rasa durian yang tercampur dalam berbagai minuman itu sangat terasa. Dan, diakui Wahyudi, memang dia tidak sembarangan memilih durian. Dipastikan istimewa. Salah satunya durian montong.
Wahyudi berani memastikan durian yang dipilih istimewa, karena dia mengaku sudah sangat berpengalaman dalam dunia durian. Kulakan dari durian pilihan atau montong untuk dijual lagi selama kurang lebih 10 tahun.
Hanya, Wahyudi menjualnya tidak berani di Lamongan. Alasannya terlalu mahal. Dia menjual buah durian yang dikulak dari Bali ke Semarang dan Jakarta.
Soal usaha minuman olahan serba durian itu, lanjut Wahyudi, sebenarnya juga berawal dari usahanya jual beli durian ini. Awalnya hanya coba-coba jual ketan durian, dan ide itu jujur juga diakui saat dia pernah makan ketan durian di Malang.
Hanya, sekalipun mencontoh, Wahyudi berpikir harus beda dengan ketan durian yang ada di Malang. Ia pun berinovasi, ketan durian tetapi berkuah. Yakni, es ketan durian.
"Karena Lamongan panas. Jadi, kalau hanya ketan duren saya kira kurang mantap kalau tidak kita kasih kuah. Ya kuah santan seperti es kuah lainnya, tuturnya.
Kali pertama coba-coba itu, Wahyudi berjualan di trotoar Alun Alun Lamongan. Persisnya pada tahun 2017. Begitu ada penertiban, pindah di tepi jalan raya depan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Lamongan. Hanya berupa gerobak kecil.
Dan tiga tahun terakhir, setelah Koperasi Lapas Lamongan membangun lapak-lapak semacam kedai berderet, Wahyudi pun ikut menyewa dan menjadi lebih besar seperti sekarang.
Dan, berawal dari ketan durian tadi berkembang menjadi berbagai menu serba durian. Selanjutnya Icip Duren miliknya menjadi jujugan para pembeli. Terutama bagi penggemar durian. Sekalipun tidak sedang musim durian, dipastikan tetap bisa menikmati durian.
"Alhamdulillah, lantaran berjualan durian dan usaha Icip Duren ini, tiga anak bisa sekolah dari SMP hingga kulah," terangnya.
Icip Duren yang buka mukai pukul. 09.00 -21. 00 WIB ini, ternyata tidak mengenal cuaca. Sekalipun menyajikan olahan minuman mengandung es, tidak peduli hujan atau malam hari tetap banyak pembeli.
Advertisement