Kapolrestabes Kecewa pada Dua Begal Sadis Asal Surabaya Ini
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho mengaku sangat kecewa atas ulah dua begal yang ditembak oleh polisi. Selain kecewa karena melakukan tindakan kriminal, Sandi kecewa karena mereka warga Surabaya.
"Saya kecewa, kita canangkan Jogo Suroboyo, tapi pelaku ternyata warga Surabaya yang melakukan belasan aksi di kota sendiri, padahal mereka masih muda," ucap Sandi saat ungkap kasus begal sadis di RS DR. Soetomo Surabaya, Jumat 6 Desember 2019.
Sandi menyebut, kedua pelaku merupakan begal sadis yang tidak segan melukai korban saat hendak merampas motor/barang korban.
"Petugas terpaksa melakukan tindakan tegas kepada satu orang pelaku yang akan ditangkap karena melawan petugas. Yang ditembak sampai meninggal adalah eksekutor yang menggunakan pisau," kata Sandi.
Dari hasil penyelidikan, kedua begal tersebut diketahui telah melakukan aksinya sebanyak 12 kali dengan 12 TKP berbeda di Surabaya.
"Total ada 12 korban. Korban terakhir bahkan harus kehilangan jari tangan dan kakinya karena bacokan senjata tajamnya," ujar Sandi.
Sandi menjelaskan, aksi terakhir yang dilakukan kedua begal tersebut saat merampas sepeda motor korban SE di Jalan Satelit Selatan pada Rabu 4 Desember 2019 malam.
"Karena korban mempertahankan hak miliknya, ia kemudian dianiaya dengan menggunakan senjata tajam hingga tangannya hampir putus, jarinya putus, dan kakinya putus," terang Sandi.
Usai merampas motor hasil kejahatannya, tersangka kemudian menjualnya kepada penadah yang ada di Madura. Adapun yang berperan yang menjual selama ini adalah Hartono sendiri.
Sedangkan tersangka Noval hanya berperan sebagai Joki. Sebagai joki begal, Noval kebagian sekitar Rp 1,2 juta. Uang tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
"Kami berpesan, tolong bersama kita Jogo Suroboyo, ayo buat kota ini aman nyaman, jangan ada lagi cerita seperti ini," pungkas Sandi.
Diketahui sebelumnya, dua begal sadis ditembak oleh tim Jatanras Polrestabes Surabaya. Kedua begal tersebut yakni M. Hartono, 31 tahun, serta Noval Rinaldy, 22 tahun. Keduanya sama-sama warga Balongsari Madya, Surabaya.
Pelaku Hartono, tewas saat ditembak polisi karena berusaha menyerang petugas. Sedangkan Noval dihadiahi timah panas di kakinya. Keduanya saat beraksi tidak segan untuk menyakiti korban di jalan.
Advertisement