Kecewa dengan Presiden Jokowi, Adian Napitupulu: Apa Salah Kita?
Politisi PDIP Adian Napitupulu mengungkapkan kekecewaannya terhadap Presiden Jokowi. Ungkapan kekecewaan pentolan aktivis angkatan 1998 ini disampaikan pada saat acara rapat kerja Extravaganjar (XVG) di Kemang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Dalam video tersebut Adian Napitupulu mengucap terima kasih karena telah diberikan kesempatan hidup hingga hari ini sehingga dirinya bisa menjadi bagian dari pertarungan bersejarah melawan menantu Soeharto yakni Prabowo Subianto dan anak Presiden Jokowi, yaitu Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024.
“Saya berterima kasih, karena saya diberikan kesempatan hidup hari ini. Di mana saya bisa kemudian menjadi bagian dari sebuah pertarungan bersejarah melawan menantu Soeharto, dan anak Presiden Jokowi bersamaan,” ujarnya.
Dia mengaku sedih ketika mendengar Gibran yang juga kader PDIP justru ikut bergabung dengan Prabowo sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres). Padahal, dirinya telah berkeringat habis-habisan mendukung Jokowi sejak 2012 pada saat maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan pada saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.
“Saya sedih ketika Gibran kemudian ke sana. Saya salah satu yang mendukung Jokowi habis-habisan dari tahun 2012. Dari saat dia pindah dari Solo ke Jakarta,” ucapnya.
Adian Napitupulu juga mengaku sangat sedih, kecewa dan kesal. Dirinya tak menyangka Presiden Jokowi justru mendukung anaknya maju sebagi bacawapres Prabowo yang notabene adalah lawan politik PDIP dan Jokowi, pada saat Pilpres pilpres 2014 dan Pilpres 2019.
“Kalau ada orang tanya, Ian lu sedih nggak? Sedih. Istri saya menangis. Lu kecewa nggak? kecewa. Lu kesal nggak? kesal. Apa kalau misalnya gua ketemu Presiden Jokowi, gua pengen nanya. Kenapa sih? Kenapa gitu loh, apa salah kita?,” ujarnya.
“Apa yang tidak menyenangkan dari yang kita lakukan, yang membuat kamu seperti ini. Kira-kira seperti itu, kalau bisa sambil goncang-goncangkan tubuhnya. Ada apa gitu? kira-kira gitu,” tambahnya.
Sama seperti para pendukung Presiden Jokowi lainnya yang merasa kecewa, dirinya juga membutuhkan jawaban. Jawaban dari Presiden Jokowi kenapa ia merestui Gibran menjadi bacawapres Prabowo.
“Kenapa, saya butuh jawaban. Saya butuh jawaban,” ucapnya.
Adian Napitupulu masih belum bisa percaya Jokowi dapat berubah sikapnya secepat itu. Dia juga menceritakan, bahwa dirinya sempat menolak tawaran untuk menjadi menteri yang ditawarkan oleh Presiden Jokowi.
“Dulu, mau percaya tidak percaya. Dia pernah menawarkan saya menjadi menteri. Saya tidak mau. Apa, berapa kali acara kita. Dia (Jokowi) tanya, Mas Adian ada uang? Ada, saya bisa cari (sendiri) saya bisa kumpulkan dari teman-teman yang lain,” tuturnya.
“Saya tidak terima apapun, kenapa? Saya tidak minta apa pun. Saya tidak pernah minta tambang sama dia. Walaupun saya di Komisi VII. Saya tidak minta keistimewaan apapun. Saya tidak mau minta apapun dari Presiden Jokowi. Agar menjaga dia tetap menjadi presiden seperti dalam bayangan kita dulu, baik, bener, lurus dan sebagainya,” kata anggota Komisi VII DPR RI ini.
Dia mengatakan, ada ratusan pendukung Jokowi yang bertanya kepadanya kenapa Jokowi merestui Gibran menjadi bacawapres Prabowo. Dia mengaku tidak mempunyai jawabannya dan hanya bisa menduga-duga.
“Sekarang kita bisa menduga-duga. Oh, jangan-jangan karena ini. Jangan-jangan karena ini, segala macam. Tapi jawaban pastinya harus saya dapatkan dari mulutnya. Presiden Jokowi langsung. Saya mau tanya sama dia. Kenapa Pak Presiden, apa yang membuat kamu kecewa Apakah tiga periode, apakah ada yang lain. Atau mungkin kamu tidak suka sama saya. Atau apa, ya ngomong aja, gitu loh,” terangnya.
Namun, meski dirinya kecewa, Adian Napitupulu merasa senang karena bisa menjadi bagian dari sejarah, bisa ikut dalam pertarungan melawan menantu Soeharto dan anak Presiden Jokowi.
“Mungkin saja bagian dari ucapan menghibur diri saya. Kenapa, ya saya butuh, butuh pernyataan ungkapan pemikiran yang kemudian membuat saya semakin kuat. Bisa bertahan di tengah ketidakmengertian situasi saat ini,” tuturnya.
Dan yang terakhir, dirinya bersyukur ketika kemudian Mahfud MD yang terpilih untuk menjadi bacawapres Ganjar Pranowo.
“Yang menghibur saya ke-2 adalah ketika kemudian Pak Mahfud MD menjadi calon wakil presidennya. Saya pikir, oh mungkin saya kehilangan yang satu tapi mendapatkan dua. Kira-kira seperti itu yang saya harapkan. Bisa menjadi jauh lebih baik dari yang kemarin,” imbuhnya.