Kecerdasan Spiritual Pelatih, Kunci Anggar Riau Kalahkan Jatim
Manajer anggar Jatim, Muh. Rudiansyah mengungkapkan kunci kemenangan tipis tim anggar Riau atas Jawa Timur pada final nomor degen beregu putra di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, Sabtu, 9 Oktober 2021 adalah nazar pelatih Riau, Hariyanto.
Menurut Rudiansyah, kemenangan Riau pada pertandingan yang berlangsung di gedung serba guna Gereja Katolik St. Yoseph Bambu Pemali, Merauke, itu tak lepas dari kecerdasan spiritual pelatih anggar Riau Hariyanto.
Rudiansyah meyakini, janji Hariyanto untuk memberikan semua imbalan yang ia terima jika timnya juara membuat atlet Riau berhasil mendapatkan poin di saat kritis, di mana satu poin itu yang akhirnya menentukan kemenangan Riau di laga tersebut.
“Ada beberapa hal yang bisa kami petik dan kami jadikan pelajaran. Yakni, selain memiliki kecerdasan spiritual, Hariyanto juga santun dan rendah hati,” ungkap Rudiansyah tentang pelatih lawan.
Benar saja, seusai pertandingan Hariyanto langsung menyalami para pemain Jawa Timur. Pada pertemuan singkat tersebut, dia mengatakan; “Kalian luar biasa, masih muda tetapi permainan kalian sangat bagus, bisa mengimbangi bahkan sempat unggul atas pemain kami yang sudah masuk tim nasional. Saya yakin, kalau terus berlatih tekun, kalian akan menjadi pemain-pemain nasional, saya melihat kemajuan luar biasa setelah pra PON,” ujar Hariyanto kepada seluruh atlet anggar Jatim.
Hariyanto mengakui, saat Jatim terlebih dulu mencapai skor 40, dia merasa bahwa timnya akan kalah karena para pemain Jatim main lepas, semangat, serta memiliki teknik sangat bagus.
“Begitu perolehan skor akhir sangat ketat, saya hanya bisa berdoa memasrahkan hasil kepada Allah SWT dan bernadzar kalau kemudian tim Riau menang serta bonus, maka semua yang saya terima akan saya shodaqohkan untuk menyantuni anak yatim, infaq ke masjid, dan lain-lain,” tutur Hariyanto seperti diungkapkan Rudiansyah kepada wartawan.
Pesan Sang Manajer
Dari situ pula, Rudiansyah berpesan kepada atlet Jatim tentang komitmen total dan keikhlasan berkorban demi menjalankan sebuah amanah.
“Para pemain muda Jawa Timur juga luar biasa, dalam kesempatan setelah selesai salat berjamaah di mushola wisma atlet, saya sering diminta memberikan pesan sebagai yang "dituakan". Salah satu pesan saya adalah agar meniatkan diri untuk berjuang memberikan yang terbaik bagi rakyat Jawa Timur dan memuliakan orang tua, dan guru-guru (pelatih), bukan mengejar kepentingan pribadi,” ucap Rudiansyah.
Baginya, selain wilayah ikhtiar lahir, atlet diharapkan tidak lupa untuk selalu berdoa. “Substansinya bertawakkal dan memohon pertolongan Allah SWT. karena kita ini makhluk lemah dan tiada daya serta kekuatan kecuali dari-NYA,” papar Rudiansyah.
Ia menjelaskan, perolehan nilai yang ketat dan saling berkejaran antara kedua tim mulai awal sampai akhir pertandingan adalah wilayah ikhtiar, di mana para pemain kedua tim sama-sama telah menunjukkan perjuangan maksimalnya.
Sementara hasil akhir dengan skor sangat tipis adalah wilayah takdir atas siapa yang Tuhan kehendaki untuk diberikan kemenangan.
“Setelah perbincangan tersebut, kami diskusi dan sepakat bahwa kami kalah cerdas secara spiritual. Kunci kemenangan tim Riau adalah ketika Pak Hariyanto meniatkan diri untuk menshodaqohkan seluruh apa yang akan didapat, wallahua’lam bisshawab,” paparnya.
Rudiansyah maupun para atlet Jatim mengaku kerap melihat atlet Riau lebih dulu ke Musala Wisma Atlet sebelum sebelum mereka tiba. "Kalau subuhan atlet-atlet Jatim lebih sering duluan berada di musala untuk beritikaf dan adzan saat subuh tiba," kata Rudiansyah.
"Tapi di waktu yang lain, atlet-atlet Riau lebih sering sudah siap di musala sebelum masuk waktu dan iktikaf sambil menunggu adzan," tambahnya.
Dari pengamatan Rudiansyah, poin plusnya, baik atlet Jatim maupun Riau sama-sama alim dan memiliki kecerdasan spiritual yang nyaris sama. Namun ia mengakui kalah cerdas secara spiritual dibanding pelatih Riau, Hariyanto.