Kecelik Mobil Esemka
Tertarik dengan gegap gempitanya berita tentang mobil ESEMKA, kemarin aku coba cari tahu ke pabriknya di Boyolali.
Angan-anganku dapat informasi yang jelas tentang mobil-mobil niaganya. Siapa tahu bisa menunjang usaha angkutan barang aku. Bukan cuma harganya, volume muatnya, mesinnya dan spare partnya.
Datang di siang hari kerja, 8 Nop 2019, alih-alih bisa mendapatkan informasi, melihat mobilnya saja tidak bisa.
Pintu gerbang PT Solo Manufaktur Kreasi ditutup rapat. Pabrik terlihat kosong tidak ada orang bekerja. Yang ada cuma seorang Satpam penjaga dibalik pagar.
"Banyak sekali orang kecewa seperti Bapak ini" katanya. "Ada yang dari Jakarta, Bandung, Semarang, Cirebon, Surabaya dan luar pulau", tambahnya.
Kalau mau lihat bagaimana? Satpam yang kelihatanya bukan orang setempat itu bilang, "saya tidak tahu, saya cuma jaga saja," jawabnya.
Penasaran dengan pabrik yang diresmikan Presiden Djoko Widodo 6 September 2019 lalu ini, saya coba tanya penduduk sekitar pabrik. Mereka malah heran dengan banyaknya orang yang ke situ. Mereka tidak tahu berita apa saja yang menyebar di luar sana.
Yang jelas, kata mereka, sudah lama tidak terlihat ada kegiatan di pabrik itu. Tidak ada karyawan yang berasal dari sekitar pabrik ini. Dan orang sekitar pun belum pernah tahu isinya pabrik yang informasinya menempati luas 11 ha ini.
Sambil balik kucing, pikiranku menjadi berubah. Jadi sedikit negative thingking. opo iki dagelan???
Lokasinya lumayan jauh dari Solo. Termasuk wilayah Boyolali, "lokasi ESEMKA" ini tidak berada di jalan besar. Bukan juga di kawasan industri atau pergudangan. Tapi di daerah tandus dan kering.
Penduduk pun tidak banyak yang tahu, apalagi dilibatkan. Pertanyaanku pun jadi iki serius ta?
Aku malah jadi ikut curiga seperti sebagian yang menebar info jangan-jangan mobil ini benar-benar tidak dibuat di pabrik ini.
Sebab bagaimana mungkin menampung spare part dan mobil jadinya di lokasi yg cuma 11 hektar itu.
Mungkin rekan-rekan yang masih aktif menulis, apalagi di Solo, lebih tahu. Biar gak banyak lagi orang kecelik sepertiku. (Sudjiman Budirahardjo)
Advertisement