Kecam Genosida Israel, Massa Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS
Tepat 100 hari aksi genosida yang dilakukan Israel di Gaza, Palestina, Ribuan orang menggelar aksi doa bersama di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu 13 Januari 2024. Massa juga menuntut gencatan senjata di Gaza.
Peserta unjuk rasa sebagian besar mengenakan pakaian serba hitam dan putih serta atribut bernuansa bendera Palestina dan merah putih.
"Hari ini kita mau bersama-sama menuntut gencatan senjata kepada Israel dan mendoakan saudara-saudara kita di Palestina. Semoga Allah melindungi mereka dan mengutuk bangsa Israel,” kata Afivah, salah seorang pengunjuk rasa sambil berlindung di bawah bendera Palestina.
Hingga pukul 06.40 WIB masyarakat pun tampak tertib menjalankan aksi. Mereka pun beramai-ramai menyerukan kalimat “Free Free Palestine, Allahu Akbar!”. Mereka juga menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan bersholawat.
Aksi Bela Palestina tersebut tergabung dari jutaan pejuang kemanusiaan Hari Aksi Global untuk Gaza atau Aksi Protes Global yang dilakukan di 100 kota dunia untuk menuntut penghentian genosida di Gaza, Palestina.
Genosida dan pembantaian massal yang dilakukan dalam penjajahan Israel hingga kini telah menghilangkan kurang lebih 23.000 warga Palestina. Krisis pangan dan bantuan medis di Gaza memperburuk situasi yang terjadi.
Maka dari itu, berbagai komunitas internasional dari 50 negara lebih dan London, Inggris sebagai inisiatornya secara serentak menggelar Hari Aksi Global untuk Gaza dengan melakukan demonstrasi di jalan-jalan di seluruh dunia.
Tak hanya orang dewasa, sejumlah anak-anak tampak ikut meramaikan peringatan 100 hari aksi genosida yang dilakukan Israel di Gaza, Palestina, di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta Pusat.
Beberapa orang tua pun tampak turut membawa anaknya untuk mengikuti 100 Hari Genosida Gaza.
Agus (41) asal Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang membawa istri serta dua anaknya yang berusia 11 tahun dan 4 tahun. Agus mengatakan, dia sengaja membawa anak-anaknya untuk tujuan edukasi agar mereka dapat mencintai sesama manusia.
"Tujuannya supaya mereka bisa peduli sesama manusia terlebih sesama umat Islam. Supaya mereka juga bisa belajar hal yang baik dan tidak baik. Contohnya yang dilakukan Israel terhadap anak-anak di Palestina,” kata Agus.
Selain itu, dirinya juga merasa prihatin dengan anak-anak yang ada di Gaza. Menurutnya, duka yang dihadapi anak-anak Palestina tak sebanding dengan berdesakan pada aksi massa.
Tak hanya Agus, Indah (35) yang berasal dari Bogor juga membawa anaknya yang masih berusia 8 bulan. Indah mengaku berangkat dari Bogor menggunakan kereta sejak sebelum Subuh.
Dia rela menempuh perjalanan jauh bersama sang adik berusia 21 tahun sambil menggendong anaknya demi menyerukan dukungannya terhadap anak-anak serta perempuan yang ada di Palestina.
“Sudah izin suami, tapi suami kebetulan berhalangan. Saya tetap ke sini untuk dukung perempuan, ibu-ibu dan anak-anak yang menjadi target utama serangan Israel. Nggak kebayang sakitnya ibu-ibu yang kehilangan anak-anaknya di Gaza. Jadi perjalanan Bogor-Jakarta tidak ada apa-apanya dibanding pengorbanan mereka di sana,” kata Indah.
Unjuk rasa memperingati 100 hari aksi Genosisida Israel di Gaza, berlangsung aman dan tertib. Karena digelar pada hari libur, sehingga tidak banyak mengganggu aktivitas masyarakat.
Advertisement