Kecak Uluwatu, Culture and Nature Paling Keren di Bali
Senja hadir lagi. Hari itu. Senja terlihat sangat berbeda. Langit jingga menggelayut di ufuk Barat Pantai Uluwatu, Bali.
Seiring dengan jatuhnya sang mentari ke peraduan, sembilan TA/TO dan 18 media, KJRI Kuching, KJRI Sabah dan Kementerian Pariwisata disuguhi sebuah pertunjukan yang mengesankan. Namanya, tari kecak.
Rombongan Famtrip asal Malaysia itu happy. Rombongan yang memulai petualangan di Bali, 25-29 Maret 2018 itu dibuat takjub dengan area pertunjukan dibuat menyerupai koloseum.
Semua makin terkesima saat sejumlah penari kecak memasuki area lapangan yang sudah dilengkapi dengan tungku dengan nyala api.
Lantunan khas tarian Kecak, ’’Cak cak cak…’’ langsung membuat ribuan orang terdiam. Semua senyap. Padahal, teriakan yang dilantunkan itu tak menggunakan alat musik. Yang terdengar hanya suara mulut seperti acapela.
Gerak mereka sangat kompak. Ada kalanya duduk, terkadang juga berdiri sembari menggerakkan tangan ke atas berbarengan.
“Sangat fantastis. Tariannya sangat unik. Ini luar biasa,” ucap Ashley Pan Ye Fu, jurnalis The Borneo Talk.
Tiong Jia Yee, journalis Asia Times juga tak mau ketinggalan. Menurutnya show Kecak di Uluwatu Bali sudah world class. Suguhan atraksi dan panoramanya dinilai sudah sangat wow.
“Show yang komplit. Culture-nya ada. Panorama sunset-nya juga bagus sekali,” ungkapnya.
Perwakilan KJRI Sabah dan Serawak pun ikut mengamini. “Nature dan culture digabung jadi satu. Ini sangat disuka orang-orang Malaysia,” papar Alexandri Legawa, perwakilan KJRI Kuching.
“Nggak cuma disuka Malaysia. Ini juga sangat layak dijual,” timpal Hendro Retno Wulan, perwakilan KJRI Sabah.
Kepala Bidang Pemasaran Area III Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono juga seirama.
Dia terlihat sepakat dengan Wulan. Apalagi, statemennya didukung dengan data yang kuat. Dari Ashton Kutcher dan Mila Kunis, hingga Justin Bieber dan Selena Gomez tercatat pernah menyaksikan Tari Kecak di Uluwatu.
“Itu riil. Orang-orang top dunia tadi memang sudah pernah menyaksikan Tari Kecak Uluwatu. Sekarang pun penontonnya mayoritas dari luar negeri,” ucap Sapto.
Semuanya dijamin faham dengan jalan cerita yang disuguhkan. Meski dipaparkan dalam bahasa Bali, pengisi acara tetap menyusupkan bahasa Indonesia di dalamnya.
Untuk wisatawan asing, sinopsisnya dibuat dalam berbagai bahasa. Ada Arab, Korea, Jepang, China, Prancis, sampai bahasa Inggris. Jadi, semua dijamin faham dengan jalan ceritanya.
Yang bisa ditonton? Tak hanya tari-tarian. Adegan yang mengundang tawa juga ikut dipertontonkan. Bahkan, terkadang, para penari mengajak bercanda penonton.
Hal lainnya? Ada permainan api yang dipertontokan para penari. Atraksinya bikin deg degan, namun dijamin bakal meninggalkan kesan yang mendalam.
Pesona Tari Kecak tadi juga ikut dikomentari Menpar Arief Yahya. Menteri asal Banyuwangi itu selalu melihat sebuah kegiatan itu dari dua sisi.
Cultural value dan commercial value. Bahasa mudahnya, semua potensi, kegiatan, dan atraksi harus memberi dampak ekonomis yang konkret bagi masyarakat. Dan Uluwatu, punya itu semua.
“Famtrip teman-teman dari Malaysia itu adalah buktinya. Mereka bisa merasakan langsung bahwa Tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu adalah salah satu dari Pesona Indonesia yang mampu menyedot wisatawan domestik dan mancanegara."
"Atraksinya merupakan kombinasi yang sempurna, antara culture, nature, dan man made. Jadi yang sedang berlibur ke Bali, saya sangat sarankan untuk menonton show kelas dunia ini,” ucap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (*)