Kebutuhan Beras Surabaya Masif, Risma Tanam Bahan Pendamping
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan program untuk mengantisipasi krisis beras di masa mendatang, yakni dengan menanam bahan makanan pendamping di beberapa lahan kosong di tengah kota.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengatakan bahwa program tersebut bernama kedaulatan pangan untuk menghadapi Covid-19. Menurut dia, langkah ini diambil untuk mengantisipasi jika kebutuhan beras di Kota Pahlawan sudah tak mencukupi.
“Jadi, karena itu kita siapkan,” kata Risma, melalui rilis resminya, Minggu, 19 Juli 2020.
Risma mengungkapkan, dalam satu bulan kebutuhan beras warga Surabaya ada sekitar 16.682.060 kilogram. Menurutnya, jika kebutuhan ini tidak segera diselesaikan, ia khawatir hal ini dapat berdampak kurangnya bahan pangan.
Antisipasi tersebut, kata Risma, dengan cara menanam tumbuhan seperti ketela pohon, ketela rambat, tales, sukun, pisang dan sebagainya. Sehingga, diharapkan masyarakat tak hanya mengonsumsi beras sebagai makanan pokok.
“Kita sudah mulai menanam. Mungkin ketela pohon 1,5 bulan yang lalu itu sudah 1 meter. Terus ketela rambat, ubi jalar dan pisang,” jelasnya.
Untuk lahan penanamannya, lanjut Risma, dirinya akan memanfaatkan lahan kosong milik Pemkot Surabaya. Apabila masih belum tercukupi, ia berencana untuk menjalin kerja sama dengan pihak yang memiliki tanah tak terpakai.
“Kita akan tanami juga di Balai Kota, nanti lahan-lahan ini akan kita tanami padi, tales, selain itu, kita juga tanam di bekas tanah ganjaran (Bekas Tanah Kas Desa). Kita sudah tanam pisang, sukun, padi, ketela rambat, talas,” ungkapnya.
“Jadi kita sudah tanam di lahan-lahan kosong itu. Kita juga pakai alat berat untuk nyemprotnya, ada mobil PMK, mobil tangki air. Ada di beberapa tepi sungai juga kita tanami,” imbuhnya.
Saat ini, Pemkot Surabaya telah bekerjasama dengan Surabaya Hotel School (SHS) untuk membuat resep olahan makanan dari berbagai macam bahan pangan. Risma beralasan, agar orang tua maupun anak mau mengonsumsi makanan selain beras.
“Kita sudah membuat resep, kita kerja sama dengan SHS membuat makanan dari macam-macam ini. Sehingga nanti anak-anak mau untuk memakan ini. Seperti mie dari talas, terus mochi,” tutupnya.
Advertisement