Kebun Binatang Khusus Buaya di India Terancam Kolaps
Kebun binatang khusus buaya terbesar di India terancam kehabisan dana untuk memberi makan binatang koleksinya, membayar pekerja, serta melakukan penelitian, akibat pendapatan dari tiket menyusut akibat Covid-19.
Setiap tahunnya kebun binatang itu mampu menjual sedikitnya 5 juta tiket yang nilainya setara dengan separuh pendapatan kebun binatang. Taman satwa yang terletak 40 kilometer selatan Chennai itu ditutup sejak Maret dan hingga kini belum diketahui kapan akan dibuka kembali.
Lockdown selama liburan musim panas menyebabkan hilangnya pendapatan mencapai 14 juta rupee atau setara dengan Rp 2,7 miliar rupiah. Hal ini disebabkan turunnya pengunjung sebanyak 2,5 juta orang, menurut Jesudasan, direktur Madras Crocodile Bank. "Dana kami cukup untuk operasional antara tiga hingga empat bulan," katanya pada Reuters.
Selain itu, pihaknya juga telah memangkas banyak kegiatan dengan tujuan efisiensi. "Staf senior kami telah menyumbangkan secara sukarela pendapatan mereka antara 10 hingga 50 persen, dan kami mengurangi kegiatan kami dengan menyisakan yang sangat penting saja," katanya.
Namun, masa depan staf dan satwa di dalamnya juga belum jelas jika dana mereka habis.
Kebun binatang tersebut dibuka sejak tahun 1976, oleh pakar ular kelahiran Amerika Serikat Romulus Whitaker. Luasnya mencapai 2,44 hektare. Kini kebun binatang itu dihuni sedikitnya 2 ribu buaya dan aligator, juga reptil seperti kura-kura, kadal, dan ular.
Madras Crocodile Bank Trust and Cenrtre for Herpetology, telah menghasilkan 5 ribu buaya hasil penangkaran sejak berdirinya, menjadi rumah dari 14 jenis buaya di antara 23 jenis yang ada di dunia, dengan tiga di antaranya terancam punah. (Alj/Rtr)