Keberkahan Shalawat Nabi, Mudahkan Sadar Wakaf Tanah NU Center
Menyambut kebangkitan Nahdlatul Ulama (NU) satu abad perlunya tata kelola organisasi, tata kerja organisasi, dan menghidupkan ruh organisasi. Demikian pula menyongsong digelarnya Muktamar ke-34 NU di Lampung, 23-25 Desember 2021.
Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sukoharjo KH Faisol mengatakan, dalam peraturan organisasi menata organisasi sangat penting bagi para semua pengurus mulai dari tingkatan MWC, ranting, dan semua Badan otonom (Banom) NU.
"Harus mulai ditata dari sekarang memikirkan hal-hal yang kecil dibuat perencanaan yang matang dan dirumuskan dengan jelas agar kita siap mandiri," ujarnya.
Demikian disampaikan dalam kegiatan Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) I NU Sukoharjo masa khidmat 2021-2022 di Lembah Manah Sukoharjo, Sabtu 11 Desember 2021.
Menurutnya, memasuki abad kedua tantangan NU semakin komplek dan beragam, tidak hanya dari luar akan tetapi dari dalam juga harus kita antisipasi. Penataan administrasi, penguatan kader, dan SDM NU harus menjadi skala prioritas.
"Kemandirian organisasi bukan sekadar slogan, tapi harus direalisasikan," tegasnya.
Ketua PCNU Sukoharjo H Khomsun Nur Arif dalam paparannya mengatakan, menjelang 100 tahun atau satu abad kelahiran NU yang kemudian dikenal dengan An-nahdlah Ats-tsaniyah (kebangkitan kedua) adalah momentum di mana NU harus membuat langkah-langkah baru, signifikan yang teratur, terstruktur, dan terukur.
"Jamiyah NU sebagai organisasi terbesar di Indonesia dan saya yakin juga terbesar di Sukoharjo yang seringkali terstigma dengan kata tradisional seolah-olah terjebak pada persoalan-persoalan yang masih bersifat manual dan natural.
"Kita selalu dianggap tertinggal dengan etintas lain. Sayangnya stigma ini sendiri terkadang dinikmati oleh para pengurus NU, baik di tingkat cabang maupun MWC, Ranting, dan anak Ranting," katanya, seperti dilansir NU-Online Jateng.
Wakaf Tanah
Karena mendengar bacaan shalawat Al-Barzanji waktu pengajian sepertinya mendapatkan ilham dari Allah SWT, terlebih bahwa nilai pahala waqaf untuk masjid dan Gedung Nahdlatul Ulama (NU) itu sama, Dalinem warga Desa Waru, Kecamatan Baki mewakafkan tanah seluas 210 meter persegi kepada NU.
"Alasan Bu Dalinem mewakafkan tanahnya ketika mendengar bacaan shalawat Al-Barzanji saat pengajian di rumah ustadz Wahyu Hidayat. Dia mendapatkan ilham dari Allah dan tergerak hatinya untuk mewaqafkan tanahnya kepada NU," kata Wakil Ketua PCNU Sukoharjo H Sofwan Faisal Sifyan saat peletakan batu pertama pembangunan Gedung NU Center di Desa Waru, Kecamatan Baki, Minggu lalu.
H Faisal menjelaskan, di Desa Waru, Kecamatan Baki saat ini sudah ada dua tempat tanah waqaf untuk NU, yaitu Desa Kresan dan Desa Karanglo.
"Alhamdulillah, ada sekitar 60 aset tanah waqaf yang diserahkan ke NU, bukan perorangan sehingga sudah kuat dan aman selamanya," ujarnya.
Ketua Panitia Kegiatan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung NU Center Ustadz Wahyu Hidayat menjelaskan, pada 1 Maret 2021 proses iqrar waqaf tanah seluas 201 meter persegi oleh Ibu Dalinem sekeluarga untuk NU telah terlaksana di depan pegawai pencatat ikrar waqaf KUA Kecamatan Baki.
"Wakaf tanah tersebut untuk pembangunan gedung NU Center Waru yang rencananya digunakan untuk berbagai kegiatan, di antaranya majelis taklim, dzikir tahlil, dan Madrasah Diniyah (Madin)," ucapnya.
"Selama ini kegiatan tersebut sudah berjalan dari rumah ke rumah sambil menunggu Gedung NU jadi, baru semua kegiatan bisa dialihkannya ke Gedung NU tersebut," tuturnya.
Advertisement