Kritik Macron, Wapres: Kebebasan Berekspresi Hormati Nilai Agama
Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin mengatakan, kebebasan berekspresi merupakan hak seluruh warga negara dunia dan bagian dari demokrasi. Namun, kebebasan berekspresi khususnya dalam hubungan antar agama, jangan sampai mencederai kehormatan dan kesucian nilai-nilai dan simbol agama.
Sebab, hal tersebut dapat mengganggu hak asasi manusia secara global. Untuk itu, kebebasan berekspresi harus dibangun dalam semangat menjaga persaudaraan dunia.
"Berekspresi itu tidak boleh mencederai kehormatan dan kesucian nilai-nilai dan simbol agama. Saya berharap bahwa kebebasan ini perlu dibingkai dalam spirit dan menjaga persaudaraan dunia," katanya secara virtual, Jumat 6 November 2020.
Pernyataan Wapres tersebut disampaikan terkait dengan ucapan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyebutkan Islam dalam kondisi krisis dan dikaitkan dengan terorisme.
Wapres menegaskan, yang diucapkan Macron tidak dapat dibenarkan dan telah mencederai hak asasi dan simbol agama umat Islam di seluruh dunia.
“Pernyataan Macron tidak bisa dibenarkan, sebab tidak ada satu agama pun yang tentu mentolerir terorisme. Karena itu, agama adalah agama, terorisme adalah terorisme. Jadi sebenarnya hal yang itu juga bisa menimbulkan kemarahan dari banyak pihak,” kata Wapres.
Ma'ruf menyampaikan, pemerintah dan ormas-ormas keagamaan memiliki prinsip yang sama sesuai dengan konstitusi dalam membangun relasi komunikasi yang baik sehingga relasi persaudaraan umat beragama di dunia ini tidak tercederai.
“Di konstitusi kita itu kan kebebasan dibatasi oleh nilai-nilai agama, norma-norma, undang-undang. Jadi nggak boleh sama sekali tanpa batas itu. Inilah yang kemudian kita ingin terus komunikasikan secara global supaya kebebasan itu tidak menodai, mencederai kebebasan orang lain, hak asasi orang lain,” jelasnya.
Wapres berharap agar sistem moderasi beragama yang dilakukan di Indonesia dapat disosialisasikan di tingkat global. Sebab, sistem ini terbukti telah mampu menjaga keharmonisan beragama di Indonesia walaupun kebebasan berekspresi tetap dilakukan.
"Ini yang sebenarnya kita mempunyai modal bagaimana moderasi yang kita terapkan di Indonesia. Sehingga ini membangun harmoni, toleransi, hubungan yang baik antar umat beragama di Indonesia ini. Dan ini, pemerintah bersama-sama dengan tokoh-tokoh agama berhasil membangun moderasi. Kita ingin juga nanti moderasi bisa dibangun di seluruh dunia," kata Wapres.
Wapres berpesan agar di masa yang akan datang, diplomasi dan diskusi untuk memperkuat persaudaraan antar bangsa dapat dikedepankan sehingga harmonisasi serta toleransi kehidupan berbangsa dan bernegara dapat tercapai. Diskusi tersebut dapat dilakukan melalui jalur diplomasi kenegaraan (government to government), diskusi antar individu (people to people) maupun diskusi antar tokoh-tokoh agama.
“Kami berharap Prancis bisa menemukan formula yang tepat dalam mengelola kehidupan beragama di sana. Mudah-mudahan bisa ditemukan titik-titik keseimbangan antara nilai-nilai lama yang ada di Prancis, yang dianut selama ini dan juga ada dinamika baru, terutama populasi muslim di Prancis,” kata Wapres.