Kebangkrutan 3 Bank USA Ancam Krisis Dunia, Ini Profilnya
Tiga bank Amerika Serikat (AS) mengalami kebangkrutan. Tiga bank tersebut adalah Silicon Valley Bank, Signature Bank, dan Credit Suisse.
Keruntuhan tiga bank tersebut diprediksi memiliki dampak buruk yang merembet ke sektor lain yang salah satunya ialah jatuhnya bursa saham.
Dikutip dari berbagai macam sumber, Kamis, 16 Maret 2023, Silicon Valley Bank (SVB) kolaps pada Jumat, 10 Maret 2023, setelah 48 jam bank tersebut bangkrut dan mengalami krisis modal.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, salah satu penyebab kebangkrutannya adalah imbas dari kenaikan suku bunga agresif oleh The Fed selama setahun terakhir.
Kegagalan SVB menjadi yang terbesar selepas Washington Mutual bangkrut pada 2008. Saat itu, peristiwa kebangkrutan memicu krisis keuangan yang melumpuhkan perekonomian selama bertahun-tahun. Tentu harapannya kebangkrutan yang terjadi sekarang ini tidak menulari sektor lain.
Berikut profil lembaga keuangan terbesar di Amerika Serikat:
1. Silicon Valley Bank
Mengutip laman resminya, Silicon Valley Bank (SVB) merupakan lembaga keuangan bank yang bermarkas di Santa Clara, California, Amerika Serikat (AS).
SVB sudah beroperasi sejak 40 yang lalu karena didirikan pada 1983 oleh Bill Biggerstaff dan Robert Medearis dan didirikan untuk fokus pada kebutuhan perusahaan startup.
CEO pertama SVB bernama Roger Smith yang sebelumnya mengepalai unit pemberi pinjaman berteknologi tinggi di Wells Fargo. SVB adalah anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Silicon Valley Bancshares (sekarang SVB Financial Group). Kantor pertamanya terletak di North First Street di San Jose.
Merasa memiliki spesialisasi layanan keuangan, SVB menjuluki dirinya sebagai 'The financial partner of the innovation economy'.
SVB membantu keuangan startup untuk tumbuh sekaligus mengeklaim menjadi bank yang menyediakan pembiayaan untuk hampir setengah dari perusahaan teknologi dan perawatan kesehatan berbasis modal ventura di Amerika Serikat.
2. Signature Bank
Sementara itu, regulator bank Amerika Serikat resmi menutup Signature Bank pada Minggu, 12 Maret 2023. Bank yang berbasis di New York, AS, ini menjadi andalan deposan mulai dari perusahaan kripto hingga mantan Presiden AS Donald Trump.
Departemen Keuangan AS dan regulator bank Regulator keuangan AS menutup Signature Bank karena alasan risiko sistemik dan kebangkrutan Signature Bank ini menjadi yang terbesar ketiga dalam sejarah perbankan AS.
Mengutip laman resminya, Signature Bank (Nasdaq:SBNY), didirikan pada 2001, adalah bank komersial layanan lengkap yang berbasis di New York dengan 40 kantor klien swasta di seluruh wilayah metropolitan New York, termasuk di Connecticut, California, Nevada, dan Carolina Utara.
Pada 2018, Signature Bank melebarkan sayapnya ke Pantai Barat melalui pembukaan kantor perbankan klien swasta dengan layanan penuh pertama di San Francisco.
Sejak saat itu, kehadirannya di Pantai Barat telah berkembang menjadi empat kantor di seluruh California Utara dan Selatan. Signature Bank melayani kebutuhan klien bisnis milik pribadi, pemiliknya, dan manajer senior.
Signature Bank menawarkan beragam produk dan layanan perbankan bisnis dan personal serta produk dan layanan investasi, pialang, manajemen aset, dan asuransi melalui anak perusahaannya, Signature Securities Group Corporation, broker-dealer berlisensi dan penasihat investasi.
Melalui pendekatan single-point-of-contact yang khas, tim klien pribadi Signature Bank, yang dipimpin oleh profesional perbankan veteran, mampu memenuhi semua kebutuhan klien.
Struktur grup klien pribadi yang mulus ini menggabungkan perhatian dan layanan bank yang lebih kecil dengan jangkauan, kedalaman, pengalaman, dan kemampuan bank yang besar.
3. Credit Suisse
Raksasa perbankan Credit Suisse kehilangan hampir seperempat nilainya pada Rabu waktu setempat, di tengah meningkatnya kejatuhan dari runtuhnya dua bank regional di Amerika Serikat. Kondisi itu membuat para investor cemas karena ditakutkan bisa menulari sektor lain.
Mengutip laman resminya, semuanya dimulai dengan kereta api Swiss pada 1856. Ketika negara perlu membiayai perluasan jaringan kereta api maka hal tersebut menjadi cikal bakal Credit Suisse didirikan.
Credit Suisse telah berubah menjadi bank terintegrasi yang beroperasi di lebih dari 50 negara di seluruh dunia. Kisah Credit Suisse terbentang hingga 5 Juli 1856, ketika politisi terkemuka, pemimpin bisnis, dan perintis Alfred Escher mendirikan Schweizerische Kreditanstalt.
Tujuan awal dari bank baru yang dikenal sebagai SKA adalah untuk membiayai perluasan jaringan kereta api serta industrialisasi lebih lanjut di Swiss.
Lalu 14 tahun kemudian, kantor perwakilan asing pertama bank dibuka di New York. Pada 1905, cabang pertama bank di luar Zurich dibuka di Basel setelah akuisisi Oberrheinische Bank.
Apa yang dimulai sebagai bank investasi Swiss berubah menjadi kisah sukses selama satu setengah abad berikutnya, dengan Credit Suisse secara bertahap berkembang menjadi penyedia layanan keuangan global terkemuka.
Perkembangan ini telah dicapai melalui pertumbuhan organik yang kuat, dilengkapi dengan serangkaian merger dan akuisisi yang signifikan seperti bank investasi AS CS First Boston pada 1990.
lalu, bank swasta Swiss Bank Leu pada 1990, bank terbesar keempat di Swiss (Volksbank) pada 1993, manajer kekayaan Brasil Hedging-Griffo pada 2007, dan bisnis manajemen kekayaan Morgan Stanley di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika pada 2013 mengutip beberapa kesepakatan yang lebih baru.
Pada 2006, bank mulai beroperasi sebagai bank universal terintegrasi yang aktif secara global yang memberikan solusi komprehensif kepada klien di perbankan swasta, perbankan investasi, dan manajemen aset.