Kebakaran Hutan Padam, TNBTS Belum Buka Pendakian Semeru
Pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) masih belum bisa membuka jalur pendakian Gunung Semeru, Jawa Timur.
Meski kebakaran hutan sudah padam, menurut Humas TNBTS, Syarif Hidayat, pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan dan evaluasi tapak jalur pendakian.
"Karena setelah kemarau panjang dan kebakaran hutan kemudian turun hujan dengan intensitas cukup deras kemungkinan akan berpengaruh pada tekstur atau ikatan tanah yg bisa berpengaruh pada longsor, pohon tumbang dan pengaruh lainnya. Jadi untuk kenyamanan dan keamanan pendakian semeru masih kami tutup," terang Syarif Hidayat, Kamis 7 November 2019.
TNBTS belum bisa memastikan kapan jalur pendakian tersebut akan kembali dibuka lagi. Syarif Hidayat mengatakan, proses pemeriksaan dan evaluasi tapak pendakian tersebut sedang dalam tahap persiapan.
"Untuk para pecinta Gunung Semeru terutama pendaki kami mohon untuk bersabar dan memahami keadaan tersebut," ujarnya.
Syarif Hidayat menjelaskan proses pemeriksaan dan evaluasi tapak pendakian akan ada tim yang beranggotakan sekitar 20 orang yang terdiri atas petugas Balai Besar TNBTS, warga, dan sukarelawan menyisir jalur-jalur yang rawan longsor di Gunung Semeru.
Menurut data TNBTS, luasan hutan yang terbakar pada gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia itu mencapai 131 hektar.
Akibatnya sejak September 2019, lalu aktivitas pendakian di Gunung Semeru ditutup total, dikarenakan kebakaran hutan dan lahan.
Seperti diberitakan oleh ngopibareng.id sebelumnya, Hutan Gunung Semeru yang berada di kawasan TNBTS terbakar, sejak Selasa 16 September 2019, lalu.
Luasan lahan yang terbakar meliputi blok Kelik, Sumber Mani, Arcopodo dan kawasan Kalimati.
Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut. Sehingga menjadi gunung berapi tertinggi di Jawa Timur. Adapun puncak Gunung Semeru dinamakan Mahameru.
Di Indonesia, Gunung Semeru masuk dalam jajaran gunung berapi tertinggi ketiga, setelah Gunung Kerinci di Pulau Sumatera dan Gunung Rinjani, di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.