Kebakaran Hutan, 45 Titik Panas Terpantau di Kalimantan Timur
Suhu yang meningkat dan hujan yang mulai berkurang, diikuti dengan kebakaran hutan di wilayah Kalimantan Timur. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi 45 hot spot, pada Rabu 3 Mei 2023, sejak pukul 01.00 hingga 16.00 Wita.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida menambahkan, 45 titik panas hari ini berada di lokasi berbeda, meskipun ada juga yang masih dalam satu kabupaten maupun kecamatan yang sama.
Antara lain tersebar Kabupaten Paser (1 lokasi), Kutai Timur (33 lokasi), Kutai Kartanegara (4 lokasi), dan Kabupaten Berau (7 lokasi).
Perinciannya, 1 titik panas di Kabupaten Pasar berada di Kecamatan Batu Sopang. Kemudian 33 titik panas di Kutai Timur tersebar di Kecamatan Bengalon (15 lokasi), Kaubun (3 lokasi), Kongbeng (6 lokasi), Muara Wahau (2 lokasi), Sangatta Utara (4 lokasi), Telen (2 lokasi), dan Kecamatan Teluk Pandan (1 lokasi).
Di Kutai Kartanegara yang terdeteksi 4 titik panas yaitu di kecamatan Loa Janan (1 lokasi) dan Kecamatan Loa Kulu (3 lokasi). Sedangkan 7 titik panas yang terpantau di Kabupaten Berau pada Kecamatan Kelay dan Segah masing-masing 2 lokasi, kemudian Kecamatan Sambaliung (3 lokasi).
Selain itu, hot spot yang menunjukkan adanya kebakaran hutan sebelumnya juga terpantau pada 1 Mei 2023. Saat itu ditemukan 11 titik panas yang tersebar di dua kabupaten yakni Kabupaten Kutai Timur (8 lokasi) dan di Kabupaten Berau (3 lokasi), dilansir dari Antara
Ia mengimbau semua pihak sama-sama menjaga agar tidak terjadi kebakaran, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan, dan kegiatan lain yang dapat memicu kebakaran karena sejumlah kawasan masih berpotensi panas.
Ia melanjutkan, titik panas bisa muncul meski musim hujan di Kalimantan Timur belum sepenuhnya berakhir. Namun hujan yang tak turun beberapa hari menyebabkan banyaknya biomassa yang kering dan rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan (karhutla).
Advertisement