Kebakaran Gedung Cyber Diduga Korsleting, Data Negara Aman
Petugas Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan menduga kebakaran di lantai dua Gedung Cyber 1 Mampang akibat arus pendek listrik (korsleting).
"Diduga karena arus pendek. Tidak ada api merambat, hanya asap saja di lantai dua," kata Kasudin Gulkarmat Jakarta Selatan Herbert Plider Lomba Gaol mengutip Antara.
Herbert mengatakan, arus pendek listrik itu terjadi dari ruang server sehingga menumbuhkan kepulan asap yang tebal. Karyawan yang ada di dalam gedung pun panik dan langsung berlarian ke luar gedung lantaran melihat asap tersebut.
Petugas datang ke lokasi sekitar pukul 12.41 WIB dan langsung melakukan pemadaman di lantai dua.
Petugas juga mengevakuasi tiga korban yang terjebak di lantai dua gedung. Dua korban merupakan siswa SMK Taruna Bhakti tewas dalam kebakaran tersebut. Korban bernama Seto F berusia 18 tahun, dan M Redzuan K berusia 17 tahun. Siswa jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) itu sedang melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) di Gedung Cyber 1.
Menurut Kepala SMK Taruna Bhakti, Ramadin Taringan, Seto sudah PKL selama 6 bulan, sedangkan Redzuan baru sekitar tiga bulan. Pihak sekolah pun melakukan pendampingan di Rumah Sakit Fatmawati dan rumah duka. Kedua korban diduga terjebak asap kebakaran selama 20 menit hingga meninggal dunia.
Sementara itu, satu korban lagi dinyatakan selamat dan sampai saat ini masih dalam perawatan medis.
"Keduanya meninggal dalam keadaan gosong. Satu korban meninggal di lokasi kejadian, sementara satu lainnya, meninggal ketika dibawa ke RSUD Mampang. Jadi terlalu banyak menghirup asap di dalam ruangan," kata Humas Gulkarmat DKI Jakarta, Mulat Wijayanto dalam keterangannya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria memastikan tak ada data-data pemerintah yang menjadi korban dalam insiden kebakaran di Gedung Cyber 1. Menurut Riza, gedung Cyber memang menyimpan sejumlah data penting, baik milik swasta maupun pemerintah. Namun, kebakaran di lantai 2 gedung tersebut kata dia tak berdampak pada data milik negara.
"Alhamdulillah di lantai 2 ini tidak ada data-data pemerintah. Memang di gedung ini ada, tapi Alhamdulilah yang terbakar tidak ada," kata Riza saat meninjau lokasi kebakaran.
Menurut dia, kebakaran memang merusak sejumlah data server milik swasta. Namun, hal itu saat ini telah ditangani dan bisa dikendalikan.
Dia mengakui gedung cyber termasuk salah satu bangunan penting di kawasan DKI. Sebab, gedung tersebut menyimpang data dalam bentuk server milik pemerintah maupun swasta.
"Tapi Alhamdulilah di lantai 2 yang terbakar memang tak ada api yang luar biasa, tapi asapnya yang luar biasa," kata politikus partai Gerindra itu.
Riza menyampaikan duka cita kepada dua korban yang meninggal diduga karena terlalu banyak menghirup asap.