Kebaikan Orang yang Telah Meninggal, Selalu Ingatlah
Para ulama senantiasa mengingatkan agar umat Islam mengubur hal-hal buruk bagi saudaranya yang telah meninggal dunia. Demikian pula sebaliknya, dianjurkan untuk mengingat kebaikan-kebaikannya. Itu selaras dengan Sabda Rasulullah Muhammad saw.
Berikut pesan penting Ustadz Ma'ruf Khozin, Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur:
Siapapun yang wafat diantara kita hendaknya kita yang masih hidup dianjurkan untuk menyebut segala kebaikan yang sudah dilakukannya. Berikut adalah petunjuknya:
Hadis 1:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: ذُكِرَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَالِكٌ بِسُوءٍ فَقَالَ: «لَا تَذْكُرُوا هَلْكَاكُمْ إِلَّا بخير»
Dari Aisyah bahwa ada seseorang yang telah meninggal yang disebut keburukannya. Nabi bersabda: "Jangan kalian sebut orang-orang yang telah wafat di antara kalian kecuali dengan kebaikan" (HR Nasa'i)
Hadis 2:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اذْكُرُوا محاسن مَوْتَاكُمْ، وَكُفُّوا عَنْ مَسَاوِئِهِمْ»
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Sebutlah kebaikan orang-orang yang telah wafat di antara kalian dan cegahlah untuk menyebut keburukan mereka" (HR Tirmidzi)
Hadis 3:
عن مُجاهدٍ قال: قالت عائشةُ: ما فَعَلَ يَزِيدُ بنُ قيسٍ عليهِ لَعْنَةُ اللَّـهِ؟ قالُوا: قَدْ مَاتَ، قالت: فأَسْتَغْفِرُ اللَّـهَ، فقالوا لَهَا: ما لَكِ لعَنْتِيه، ثم قلتِ: أَسْتَغْفِرُ اللَّـهَ؟
قالتْ: إنَّ رسولَ اللَّـهِ قال: «لا تَسُبُّوا الأمواتَ، فإنَّهم أَفْضَوْا إلى ما قَدَّمُوا»
Dari Mujahid bahwa Aisyah berkata: "Apa yang dilakukan Yazid bin Qais -semoga Allah menjauhkan rahmat darinya- ?" Mereka berkata bahwa ia telah meninggal. Aisyah berkata: "Aku meminta ampunan kepada Allah".
Mereka bertanya: "Mengapa engkau melaknatnya kemudian meminta ampunan kepada Allah?" Aisyah berkata bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian mencaci maki orang yang telah meninggal. Sebab mereka sudah selesai dengan amal mereka" (HR Ibnu Hibban).
Demikian pula, mengingat-ingat kebaikan menjadi bagian dari amal baik.
Ustad Ma'ruf Khozin pun pesan untuk Menyelami Samudera Kitab Adab Al-Alim wal Muataallim
قَالَ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ : «لا يستطاع الْعِلْمُ بِرَاحَةِ الْجِسْمِ»
Yahya bin Abi Katsir (Tabi'in, 129 H) berkata: "Ilmu tidak didapat dengan tenang-tenang" (Sahih Muslim)
Riwayat ini disampaikan oleh Rais Akbar Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy'ari, dalam kitabnya Adab Al-Alim wal Muataallim bukan di Bab Etika Pelajar, namun beliau tulis dalam Bab Etika Guru. Artinya apa? Guru tidak boleh sering tenang-tenang, sering istirahat, lebih banyak menyenangkan diri, terlalu suka liburan, mencari hiburan terus-menerus dan sebagainya.
Bisa disimpulkan bahwa ketika banyak santri atau murid yang sukses diantara faktornya adalah guru yang bersungguh-sungguh, riyadlah dan olah batin lainnya. Sama seperti murid-murid Syaikhona Kholil Bangkalan yang kebanyakan santrinya menjadi ulama di Jawa dan Madura. Demikian pula murid-murid Hadrotusyekh Hasyim Asy'ari.
Demikian pesan Ustaz Ma'ruf Khozin.