Kebahagiaanku Ada pada Penderitaanmu, Ini Humor Lho!
Nasruddin diajak Timur Lenk untuk mengikuti perjalanannya mengunjungi daerah-daerah. Kunjungan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kepatuhan mereka terhadap penguasa lalim itu.
Di suatu hari mereka mengunjungi suatu desa yang pada saat itu terlanda gempa, beberapa rumah ambruk dan menimpa penghuninya sampai mati. Melihat kejadian itu Timur Lenk tertawa terbahak-bahak, lalu katanya “Mengapa kalian biarkan rumah itu menimpa mereka ?”
Di hari lainnya di desa lain, air bah turun menghajar desa yang membuat banyak rumah rusak dan banyak orang yang mati. Bagi Timur Lenk kejadian itu seakan merupakan peristiwa yang lucu dan ia berkata “ Mengapa mereka tidak mengalihkan arah air itu ?”
Di tempat selanjutnya, ketika mereka tiba, mereka mendapat laporan bahwa ada sapi mengamuk dan menelan banyak korban jiwa. Mendengar laporan itu Timur Lenk pun tertawa terbahak-bahak, lalu ujarnya “Sapi itu patut menjadi pasukanku!”
Melihat perilaku sang tiran yang rupanya pecinta komedi slapstick, Nasruddin pun tidak tahan. Lalu ia menghadap penguasa dan ucapnya “Paduka! Tampaknya kebahagiaan selalu menyertai paduka ke mana pun pergi, dan burung Nasar (burung pemakan bangkai) selalu menyertai paduka ke mana pun paduka pergi.
"Setiap matahari terbit, selalu ada saja peristiwa yang membuat paduka bahagia. Saya mohon perjalanan paduka tak usah dilanjutkan saja. Saya khawatir bila perjalanan ini diteruskan, warga dan negri ini bakal hancur.”