Kebacut, Puskesmas Beri Salep Kadaluwarsa ke Warga Lakardowo
Tega, itulah kata yang pantas disematkan terhadap pelayanan Puskesmas Jetis, Kabupaten Mojokerto. Sebab, petugas apotek di puskesmas ini tega memberi obat kadaluwarsa kepada beberapa warga, khususnya warga Lakardowo yang terkena dampak dari limbah B3 PT Pria (Putra Restu Ibu Abadi).
Salah seorang warga bernama Zahra mengatakan, bahwa pihak puskesmas memberi obat kadaluwarsa kepada dirinya untuk mengobati penyakit kulit yang ia derita.
“Tadi dikasih, lah kita awalnya terima, pas kita cek ternyata sudah kadaluwarsa,” ucapnya kepada Ngopibareng.id, Kamis 12 September 2019.
Ibu tiga anak ini menjelaskan bahwa obat tersebut sudah melewati batas tanggal penggunaan, yakni pada September 2018. Saat hendak memprotes kepada pihak puskesmas, Zahra justru diminta untuk mengembalikan obat bila tidak ingin menerimanya.
“Pihak puskesmasnya tadi bilang kalau gak mau ya kembalikan saja, dan sempat bilang tidak apa-apa karena itu obat luar,” ujarnya.
Mau tidak mau, Zahra akhirnya menerima obat berupa salep tersebut. Namun menurut Zahra, setelah banyak warga yang komplain, akhirnya pihak puskesmas menukar salep yang kadaluwarsa dengan yang baru.
“Tadi kepala puskesmasnya datang ke rumah, terus diberi yang baru, alasannya salep kedaluwarsa itu terselip di antara obat yang baru. Padahal saya sudah bilang ke petugas apoteknya kalau salep sudah expired, tapi tidak diganti malah disuruh memakai saja,” ucapnya.
Zahra membeberkan bahwa anggota keluarganya yang terkena dampak penyakit dari pabrik pengolahan limbah berjumlah empat orang.
“Dulu sebelum ada PT Pria gak ada penyakit kulit gini, baru semenjak pabrik ini berdiri, ada penyakit gini, dan gak cuma saya yang kena, tapi massal,” katanya.
Pemberian salep kedaluwarsa ke pasien ini dibenarkan Kepala Puskesmas Jetis dr Dadang. Namun menurut dia, salep tak layak pakai itu sudah ditarik dari pasien. Pihaknya juga telah berdamai dengan warga yang ingin membawa ke ranah hukum.
"Alhamdulillah kami sudah tindaklanjuti kemarin siang ke rumah pasien untuk diganti obat yang baru. Obat yang lama kami tarik kembali dan alhamdulillah belum sempat dipakai," ujarnya.
Advertisement