Keadaan Para Pengunjung Allah Ta'ala, Kisah Sangat Menakjubkan
Keadaan Para Pengunjung Allah Swt.
Dzun Nun al-Misri berkisah:
Aku mempunyai keponakan perempuan, anak saudariku yang begitu dekat dengan Allah Swt. Suatu saat, aku kehilangan dirinya selama satu bulan, ia tidak diketahui tempatnya. Aku berdoa sungguh-sungguh kepada Allah Swt. siang dan malam dengan puasa dan shalat. Dalam mimpi, aku didatangi suatu suara yang berkata kepadaku, “Perempuan yang engkau cari berada di padang pasir.”
Maha Suci Allah, bagaimana bisa ia berada di sana. Aku membawa air dan beberapa bekal baginya. Selama sepuluh hari, aku tidak menemukannya hingga aku merasa putus asa. Padahal, air dan bekal itu cukup membebaniku. Aku berniat, besok kembali saja ke rumah. Tatkala aku tidur, tiba-tiba seseorang menendangku hingga aku terbangun dari tidur. Betapa kagetnya, ternyata keponakanku berdiri di sampingku.
“Wahai tamu hati, mengapa engkau tertidur di sini?” katanya sambil tertawa.
“Aku kehilanganmu selama satu bulan,” jawabku.
“Wahai Paman, demi Allah, ketika aku berada di tempat ibadahku, terlintas dalam batinku bahwa Tuhan penguasa bumi, langit, daratan, lautan, tempat sepi, dan tempat ramai adalah Esa. Kemudian, aku berkata, “Niscaya aku akan menyembah-Nya selama satu bulan di tempat sepi, dan selama satu bulan di tempat ramai. Sehingga, aku mengetahui pengaruh kemuliaan dan kekuasaanNya. Maka, aku pergi ke padang pasir ini sejak empat puluh hari yang lalu. Di sini, aku melihat tempat ibadahku dengan keyakinan sesungguhnya. Dia mencukupkan aku dari semua makhluk,” jelasnya.
Kondisi lapar
Setelah itu, ia menangis beberapa waktu, dan terdiam. Saat itu, aku dalam keadaan sangat lapar. Aku hendak bertanya kepadanya tentang bagaimana ia memperoleh makanan. Namun, aku belum bertanya, ia melihatku, dan berkata, “Sepertinya engkau lapar, wahai pamanku?” “Benar, keponakanku!”
Sambil menengadah ke langit, ia berkata, “Wahai Tuhanku, pamanku lapar. Dan, ia senang melihat keadaanku berada di sisi-Mu.” Demi Allah, belum selesai ia berdoa, aku melihat langit menurunkan manna (makanan manis bagaikan madu), putih seputih salju. Aku pun memakannya. “Wahai keponakanku, ini adalah manna. Di mana as-salwa?” tanyaku.
“As-salwa setelah manna,” jawabnya.
Beberapa waktu kemudian, aku melihat as-salwa yang jumlahnya sangat banyak, jatuh di hadapan kami. Demi Allah, ia tidak meninggalkan aku. Sampai, aku benar-benar kembali kuat.
Semoga Allah Swt. meridhai-Nya Aaminn...
Demikianlah dikisahkan dalam Kitab An-Nawadir. Semoga bermanfaat