Ke Sukabumi Naik Motor Unik, Ternyata Ini yang Dikunjungi Jokowi
Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja dengan menggunakan motor unik ke Sukabumi. Apa yang dikunjungi? Salah satunya, preisden kelahiran Solo ini meninjau kegiatan Padat Karya Tunai (PKT) di Desa Citarik Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi.
Inilah proyek kedua PKT yang dikembangkan Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). PKT ang dikunjungi presiden itu adalah Tempat Pengolahan Sampah yang menggunakan sistem reduce, reuse, recycle atau dikenal TPS-3R. Pembangunan TPS-3R dilakukan tahun 2016 dengan anggaran Rp 550 juta.
''Fasilitas yang ada di TPS-3R diantaranya hanggar, gudang, mesin pencacah, dan motor pengumpul sampah. Sampah yang dikumpulkan dari masyarakat, kemudian diolah disini menggunakan teknik pengomposan, dibuat menjadi pakan ternak, pengolahan bio gas, dan vermikompos untuk sampah organik yang mudah membusuk,'' kata Indra Atmajaya, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR lewat rilis yang dikirim ke ngopibareng.id, Senin (9/4/2018).
Sementara untuk sampah anorganik dilakukan pemilahan, pembersihan dan pencacahan menggunakan mesin. Pengelolaannya dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BumDes) dan Bank Sampah. Sampah yang sudah dipilah masyarkat dapat diserahkan kepada Bank Sampah yang akan ditukar dengan sejumlah uang sehingga menambah penghasilan warga.
“Sebelum dibangun TPS-3R, masyarakat membuang sampah secara sembarangan. Setelah adanya TPS-3R, masyarakat diajak merubah prilakunya menjadi membuang sampah pada tempatnya dan melakukan pengelolaan 3R terhadap sampah yang mereka hasilkan,” kata Menteri Basuki.
Pada tahun 2018, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR melaksanakan program PKT di Desa Citarik yang akan mendukung pengembangan potensi Desa Wisata .
Sementara untuk PKT lainnya di Kabupaten Sukabumi, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya telah melaksanakan pembangunan jalan produksi untuk memudahkan pengangkutan hasil pertanian melalui Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) menggunakan anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya. Total alokasi anggaran PISEW di Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 61,8 miliar untuk 103 kecamatan.
Di bidang Bina Marga, pemeliharaan jalan nasional berupa pemotongan rumput, pembersihan drainase, serta pengecatan median jalan juga dikerjakan dengan cara padat karya tunai. Seperti dilakukan pada ruas Bagbagan-Jampangkulon-Tegalbuleud senilai Rp 152 juta. Ditargetkan tenaga kerja yang terserap dari PKT ini sebanyak 46 orang.
PKT Irigasi
Selain melihat PKT TPS, Presiden juga mengunjungi PKT Irigasi di Desa Suren, Sukabumi. PKT Irigasi ini merupakan lokasi PKT ke-11 yang dikunjungi Presiden Jokowi setelah sebelumnya meninjau lokasi Padat Karya mulai dari Tegal, Tasikmalaya, Lampung Selatan, Musi Banyuasin, Dharmasraya, Tanah Datar, Seram Bagian Barat, Gowa, Tabanan dan Cirebon.
“Kita ingin kontrol dan awasi agar pekerjaan yang diperintahkan betul-betul berjalan. Masyarakat mendapatkan pekerjaan melalui PKT ini. Selalu saya tanyakan dibayar berapa, saya ingin memastikan upah diterima tiap minggu. Yang paling penting kementerian-kementerian bekerja secara maksimal,’ kata Presiden Jokowi. Disebutkan, di Jawa Barat, total terdapat 711 lokasi PKT Irigasi yang total anggarannya sebesar Rp 159 miliar.
Sementara itu Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan PKT irigasi kecil di Desa Pasir Suren merupakan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air (P3TGAI) di Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Ditjen Sumber Daya Air. Pekerjaan berupa pembuatan saluran irigasi kecil sepanjang 600 meter yang merupakan bagian daerah irigasi Cigobang dengan luas 125 ha.
“Anggarannya Rp 225 juta dengan melibatkan 70 orang yang merupakan anggota Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Mulyatani 3 dengan masa kerja 50 hari. Petani yang bekerja sebagai tukang mendapat upah Rp 100ribu/hari dan untuk pembantu tukang sebesar Rp 80 ribu/hari. Upah dibayarkan setiap pekan dan telah memasuki hari ke empat pelaksanaan pekerjaan,” jelas Menteri Basuki.
Tidak jauh dari lokasi PKT irigasi kecil, Kementerian PUPR melalui Ditjen Penyediaan Perumahan juga tengah melaksanakan PKT Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) berupa bedah rumah yang tidak layak huni menjadi rumah layak huni.
Tahun 2018 program PKT bedah rumah di Kabupaten Sukabumi akan menangani sebanyak 748 unit di 11 desa dengan anggaran 11,2 miliar dimana komponen upah sebesar 1,8 miliar dan Rp 9,8 miliar digunakan untuk belanja bahan bangunan. Jumlah ini meningkat dua kali lipat, dimana pada tahun 2017 program BSPS di Sukabumi berjumlah 347 unit.
Penerima PKT bedah rumah akan mendapat bantuan sebesar Rp 15 juta dimana Rp 12,5 juta untuk belanja bahan dan Rp 2,5 juta untuk upah. Dana yang diterima umumnya digunakan untuk perbaikan dinding rumah yang semula bilik menjadi batu bata dan perbaikan atap yang rapuh sehingga rawan untuk rubuh. (*/azh)