Ke Mana Lari Barang Bukti? Tiga Lelucon Polisi dan Vonis Tanpa BB
Hilangnya barang bukti dari polisi telah menjadi rahasia umum. Sehingga, vonis pun bisa terjadi meski barang bukti (BB) telah raib.
Ketika seorang yang diangkat sebagai Kapolda Jawa Timur, ternyata menjual separuh barang dari bukti kejahatan narkoba. Sebanyak 10 kilogram narkoba sebagai barang bukti, 5 kilo telah dijualnya.
Usut punya usut, ternyata pelakunya ya sang Kapolda yang sebelumnya menjabat di Kapolda Sumatera Barat. "Ya, batal-lah bertugas di Jawa Timur," seloroh Amrin Pembolos, tokoh humor kita.
Ah, daripada menyaksikan kelucuan sosial di tengah kita, lebih baik kita menikmati saja lelucon-lelucon yang terkumpul ini.
1. Penyelundupan di Timur Tengah
Seorang Palestina bernama Mahmud hendak melintasi pos perbatasan Israel-Palestina. Dia bersepeda dan membawa dua tas besar di pundaknya.
Tentara Israel segera memerintahkan dia berhenti,
"Pinggirkan sepedamu itu. Saya ingin bertanya, apa isi kedua tas itu?"
"Pasir," jawab Mahmud.
Tentara Israel tidak percaya begitu saja. Mereka membongkar kedua tas itu dan benar mereka menemukan pasir didalamnya. Akhirnya mereka melepaskan Mahmud dan membiarkan dia melintasi perbatasan menuju wilayah Israel.
Keesokan harinya, kejadian yang sama berulang kembali. Tentara Israel menghentikan sepeda Mahmud dan bertanya,
"Apa yang kamu bawa?"
Mahmud menjawab, "Pasir."
Tentara-tentara itu memeriksa dengan teliti kedua tas itu dan tetap menemukan benda yang sama, pasir.
Kejadian yang sama berulang kali terjadi hingga tiga tahun lamanya. Akhirnya, Mahmud tidak muncul lagi dan tentara Israel itu menjumpainya sedang bersantai ria di luar kota Yerikho.
"Hei, kamu yang suka bawa pasir," tegur tentara Israel itu. "Saya menduga kamu selama ini membohongi kami saat melintas perbatasan. Tapi saya selalu menemukan pasir didalam tasmu. Selama tiga tahun, saya sepertinya menjadi gila, tidak bisa makan atau tidur memikirkan barang selundupan kamu itu. Baiklah, ini di antara kita berdua saja! Saya mau tanya, apa sih yang kamu selundupkan tiap hari selama tiga tahun?"
Mahmud menjawab dengan kalem :
"Sepeda!"
2. Vonis Tanpa Barang Bukti
Seorang terdakwa diadili atas pembunuhan. Ada bukti kuat yang menunjukkan terdakwa bersalah, tetapi tidak ada bukti adanya mayat.
Dalam pernyataan penutup pembelaan, pengacara tersebut, mengetahui bahwa kliennya mungkin akan dihukum, menggunakan tipuan.
"Hadirin sekalian dan Yang Mulia, saya punya kejutan untuk Anda semua," kata pengacara itu sambil melihat arlojinya. "Dalam satu menit, orang yang diduga tewas dalam kasus ini akan masuk ke ruang sidang ini."
Dia melihat ke arah pintu ruang sidang. Para hakim dan jaksa, agak tertegun, semua memandang ke arah pintu dengan penuh semangat. Satu menit berlalu. Tidak terjadi apa-apa.
Akhirnya pengacara itu berkata, "Sebenarnya, saya hanya mereka-reka pernyataan tadi. Tetapi Anda semua melihatnya dengan penuh harapan. Oleh karena itu, saya sampaikan kepada Anda bahwa ada keraguan yang masuk akal dalam kasus ini, apakah benar ada orang yang terbunuh, maka dengan ini saya mengajukan bahwa terdakwa tidak bersalah."
Hakim, jelas bingung, masuk kembali ke belakang untuk berunding. Beberapa menit kemudian, hakim kembali dan mengumumkan vonis bersalah.
"Tapi bagaimana?" tanya pengacara. "Anda pasti ragu! Saya melihat Anda semua menatap ke pintu."
Hakim Ketua menjawab: "Oh, kami memang menatap ke pintu. Tetapi terdakwa tidak."
3. Anomali Jumlah Persediaan di Gudang
Auditor internal untuk perusahaan manufaktur prihatin tentang anomali dalam jumlah persediaan di gudang. Dia pikir seseorang mungkin mencuri barang tetapi dia tidak bisa membuktikannya.
Dia memusatkan perhatian pada seorang karyawan yang tampak lincah yang setiap hari mengemudikan truk tuanya keluar dari pabrik dengan bak yang ditutupi oleh terpal.
Dari waktu ke waktu auditor menghentikan pria itu, menyuruhnya melepas terpal dan kemudian memeriksa muatannya. Pada setiap kesempatan, hanya ada potongan logam di dalam truk yang menurut sopir hanya untuk pemberat bak dan akan dia bawa kembali besok paginya.
Pada tiga kesempatan auditor membuat orang itu membuka kain terpal dan kemudian membongkar potongan besi di depannya, mencurigai bahwa mungkin ada barang yang dicuri tersembunyi di bawahnya.
Tidak ada. Dia tidak pernah bisa menemukan sesuatu yang salah.
Setelah beberapa bulan, auditor ditawari pekerjaan yang lebih baik di tempat lain dan mengundurkan diri. Beberapa minggu kemudian dia minum di sebuah cafe ketika karyawan yang dicurigai licik itu berjalan masuk.
Dengan dorongan hati, auditor mendatangi dia dan berkata, "Dengar, saya sudah meninggalkan perusahaan, saya tidak tertarik untuk membawanya lebih jauh. dan saya tidak akan menghentikan kamu, tapi saya hanya penasaran. Apa yang kamu curi?"
Dan karyawan itu berkata, "Terpal."
Advertisement