Ke Lamongan, Khofifah Minta Pemda Tangani Wabah PMK pada Sapi
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menginstruksikan penanganan penyakit mulut dan kaki (PMK) pada ternak sapi yang mulai mewabah di sejumlah daerah harus dilakukan secara serius. Hal itu disampaikan Khofifah saat meninjau sapi dengan PMK di Lamongan, Minggu 8 Mei 2022.
Menurutnya, tidak hanya soal bagaimana melakukan pengobatan, lebih penting lagi harus melakukan penelusuran asal usul dari penyakit tersebut. Ini penting, demi mencegah perkembangan penularan wabah.
Bahkan, pendekatannya relatif mirip dengan pengendalian Covid-19. Sehingga yang ditemukan positif PMK, maka harus diisolasi. Ternak dari daerah yang terkonfirmasi PMK jangan keluar.
"Dan yang di luar jangan masuk. Sambil menunggu pengobatan berlangsung, "katanya, saat mengunjungi peternakan sapi milik Kelompok Tani Ternak Barokah Jaya, Desa Soko, Kecamatan Tikung, Lamongan, Minggu 8 Mei 2022.
Gubernur Khofifah mencontohkan, seperti kasus Desa Soko, Kecamatan Tikung, Lamongan, terkonfirmasi sejak 28 April. Tetapi hasil laboratorium baru didapat Mei dua hari lalu. Dari data tersebut akan mempermudah pemetakan tempat pastinya daerah serangan.
"Saya sudah minta ke kepala dinas peternakannya untuk segera dilakukan isolasi dari ternak yang ditemukan indikasi keserupaan. O ya, hari ini saya menerima konfirmasi dan indikasi serupa di Jombang, "jelasnya.
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini juga menjelaskan, bahwa proses penyebaran PKM ini melalui airborn. Sehinga radius angin memungkinkan penyebarannya cepat dan masif.
Adapun kaitannya dengan lendir, secara kasat mata di lapangan, bisa dilihat kalau sapi ini pakannya ada di satu tempat untuk dua ekor sapi. Ini, sudah hampir dipastikan potensi menularkan. Satu hewan terkena PMK, satu kandang potensi tertular.
"Maka isolasinya ya isolasi kandang, dan karantinanya karantina kandang, " pintanya, didampingi Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi.
Tetapi, kasus ini diharapkan segera teratasi. Melihat proses yang perkembangan dari hasil pengobatan, setelah dua kali suntik relatif mulai ada proses pemulihan. Harapannya, setelah tiga hari lagi ada proses penyuntikan kembali, dengan analgesic, vitamin dan antibiotik, mudah-mudahan bisa segera membaik dan pulih kembali.
"Ini harus diproteksi dan mendapatkan penanganan secara komprehensif. Tapi, pihak pemilik sapi juga harus melakukan identifikasi dari gejala yang muncul, " tandasnya.
Apakah ada vaksinasi khusus agar percepatan pengobatan dan antisipasi penular segera tuntas? Gubernur Khofifah mengaku sudah mengupayakan ke tingkat pusat. Jumat 7 Mei 2022 sore, dia mengaku sudah mengajukan surat kepada Menteri Pertanian agar empat daerah ini bisa diperhatikan karena ditemukan wabah PMK sapi ini.
Diharapkan dengan pernyataan Menteri Pertanian, pihaknya baru bisa mengajukan pengadaan vaksin, melalui mekanisme yang sudah disepakati secara internasional. "Karena kita masih belum punya vaksin. Hanya negara yang sudah ditetapkan wabah, baru bisa mengajukan vaksin PMK, " Imbuhnya.
Pastinya, penanganan PMK ini harus serius. Untuk itu gubernur juga sudah koordinasi kepada empat bupati, yakni Lamongan, Gresik, Mojokerto dan Sidoarjo (kabupaten terdeteksi). Termasuk dengan Kepala Dinas Peternakan dan Diperindag baik di tingkat provinsi dan daerah.
Tidak ketinggalan, koordinasi juga dilakukan dengan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Termasuk dengan Pusat Feterenir Farma (Pusfetma) dan Balai Besar Nirwates.
"Kami juga rapat maraton untuk mengenali PMK. Karena, pada dasarnya sejak 1986 Indonesia sudah dinyatakan bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bagi ternak. Sekarang muncul lagi, ada kemungkinan asal usulnya dari impor ilegal kambing atau domba dari negara yang masih belum bebas PMK, "pungkasnya.
Advertisement