KBS Berhasil Menetaskan 74 Telur Komodo dari 7 Indukan
Kebun Binatang Surabaya (KBS) kini semakin peningkatkan perawatan pada satwa, seperti pada peningkatan populasi komodo yang meningkat hingga 100 persen pada tahun 2019.
"Ini sesuatu prestasi yang luar biasa bagi kami. Dalam satu kali breeding komodo pada satu musim kawin. Tujuh induk komodo menetaskan 74 telur dari 114 telur setelah hasil inkubasi disiplin selama 6 sampai 7 bulan sejak 2018 lalu," ungkap Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS, Chairul Anwar saat diwawancarai usai jumpa pers Kelahiran Satwa Komodo, Selasa, 5 Maret 2019.
Menurut, Chairul Anwar pencapaian ini merupakan kali pertama di Indonesia. Karena biasanya komodo hanya menetas rata-rata 15 sampai 25 telur.
"Saya sudah observasi ke LK lainnya, belum ada yang sebanyak ini. Ini pertama kalinya bisa sampai 74 telur," ujar Chairul Anwar kepada wartawan.
Dalam kesempatan ini, Chairul juga menjelaskan proses inkubasi dilalui dengan cukup rumit. Keeper secara intensif harus melakukan pengamatan selama 24 jam untuk mengamati komodo yang akan bertelur.
"Ini dilakukan untuk mencegah rusaknya telur oleh gangguan komodo lain, karena apabila telur rusak harus segera diambil dari inkubator untuk mencegah kerusakan telur yang lain," tambahnya.
Dari 74 ekor anak komodo, lanjut Chairul Anwar, dari 7 induk komodo nantinya akan dipelihari di kompleks komodo KBS. Dan tetap dikembangbiakkan di lingkungan KBS sendiri.
"Saya rasa ini tidak overpopulasi, karena ini suatu prestasi yang baik untuk masalah kandang itu bisa kami kembangkan lagi," sambungnya.
Untuk pertukaran komodo dengan kebun binatang lain, tutur Chairul Anwar, tidak mudah untuk dilakukan karena, komodo dilindungi oleh Undang-Undang satwa.
"Segala bentuk tukar-menukar satwa purba jenis reptil harus melalui izin presiden," jelas Anwar.
Sementara itu, Wini Hustiani, Kepala Humas PDTS KBS mengungkapkan akan menyiapkan kurang lebih lima kandang peraga untuk tempat anak komodo yang baru lahir ini.
"Untuk lokasinya masih belum bisa dipastikan, karena masih dalam pembahasan. Selain itu untuk memindahkan anakan komodo ke kandang peraga minimal harus berusia 1 sampai 2 tahun," kata Wini Hustiana.
Selain usia, menurut Wini Hustiana, yang perlu diketahui dalam perawatan anakan komodo ialah kesehatan fisik maupun mental, perilaku stabil dan kuat, untuk menghindari komodo merasa stress maupun terganggu.
"Kami juga sangat berhati-hati dalam merawat 74 anakan komodo agar bisa tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, dalam kandang dipasang termometer untuk menghangatkan bayi komodo dengan suhu 5 sampai 10 derajat," paparnya.
Dalam kandang peraga ini nantinya, kata Wini Hustiana, satu kandang hanya akan diisi oleh 10 anakan komodo untuk menjaga komodo tidak stres. (adi)