Kaya Potensi, Banyuwangi Siap Realisasikan Food Estate Manggis
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa meminta Banyuwangi membuat food estate manggis. Karena Banyuwangi dianggap memiliki potensi pada komoditas manggis.
Keberadaan food estate ini sebagai salah satu upaya penguatan dan peningkatan produksi pangan dalam menghadapi krisis pangan dunia.
Merespons hal ini, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Banyuwangi mengatakan, Banyuwangi memiliki potensi besar di sektor pertanian seperti manggis. Bahkan selama ini Banyuwangi juga dikenal menjadi salah satu sentra manggis. Dia pun berjanji segera merealisasikan permintaan Gubernur tersebut.
"Banyuwangi juga telah berkali-kali ekspor manggis ke luar negeri. Kami menyambut baik saran Ibu Khofifah, Banyuwangi menjadi food estate manggis," ujar Ipuk.
Ipuk menjelaskan, selama ini Banyuwangi terus memperkuat produksi pertanian. Terbukti, sektor pertanian tetap produktif saat Indonesia diterpa badai pandemi covid-19.
“Selama pandemi saat sektor lainnya terdampak, pertanian justru menguat," jelasnya.
Buah manggis produksi Banyuwangi memiliki rasa yang berbeda dan khas. Selain manis, manggis Banyuwangi minim getah. Komoditas ini menjadi langganan ekspor ke sejumlah Negara. Seperti Taiwan, Singapura, China, Uni Emirat Arab. Di Banyuwangi sentra pertanian manggis terdapat di wilayah Kecamatan Songgon, Glagah, Sempu, dan Kalipuro.
Produktivitas manggis di Banyuwangi merupakan salah satu komoditas tertinggi di Banyuwangi. Dari tahun ke tahun, produktivitas manggis di Banyuwangi terus meningkat. Pada 2017, produktivitas manggis per hektar mencapai 132,53 kuintal. Angka ini meningkat 137 kuintal/hektar pada 2021.
“Kami optimis, jika Banyuwangi menjadi food estate dalam komoditas manggis, akan menghasilkan yang lebih lagi,” papar Ipuk.
Ipuk menyatakan, Banyuwangi juga memiliki potensi dari komoditas pertanian yang lain. Diantaranya jeruk siam, buah naga, pisang, mangga hingga semangka. Di pasaran komoditas pertanian asal Banyuwangi ini sudah sangat dikenal karena rasanya yang enak dan manis.
“Komoditas pertanian di luar buah-buahan, juga tidak kalah produktifnya. Mulai dari cabai, jagung dan padi,” imbuhnya.
Banyuwangi, lanjutnya, juga meningkatkan inovasi di bidang pertanian dengan melibatkan generasi muda. Di antaranya dengan menggelar Jagoan Tani untuk memacu kalangan muda berinovasi di bidang pertanian. Inovasi ini salah satu cara untuk menggenjot sektor pertanian Banyuwangi.
“Tidak cukup hanya dengan meningkatkan luasan lahannya saja. Tapi, juga perlu mempersiapkan angkatan kerja yang unggul dan inovatif di bidang pertanian,” pungkasnya.
Advertisement