Kawanan Rampok Bersenjata Tajam Gentayangan di Lamongan
Kawanan perampok beraksi di wilayah hukum Polsek Kedungpring, Lamongan, Kamis 3 Februari 2022, dini hari. Korbannya, Slamet, 60 tahun, seorang pengusaha ornamen masjid di Desa Dradah Blumbang. Harta berupa uang dan perhiasan emas senilai Rp 440 juta amblas dibawa kabur.
Kerugian total itu terinci, uang tunai sebanyak Rp40 juta dan Rp400 juta yang ditaksir dari harga penjualan perhiasan berupa gelang dan kalung milik korban. Informasi diperoleh ngopibareng.id menyebutkan, kejadian diperkirakan sekitar pukul 01.00 WIB.
Saat itu, korban yang sedang tidur bersama istrinya Damilah, 60 tahun, terbangun karena mendengar suara mencurigakan. Tetapi, korban yang belum sempat beranjak dari tempat tidur, dikejutkan dengan kehadiran lima lelaki tidak dikenal, di dalam kamarnya.
Celakanya lagi, salah seorang di antaranya bergerak cepat mengalungkan celurit ke batang lehernya. "Saya dan istri ketakutan. Karena saya diancam akan disakiti kalau berteriak. Semua pelaku bawa senjata. Ada yang bawa linggis, sabit dan pisau" akunya kepada petugas Polsek Kedungpring.
Kawanan perampok segera beraksi. Semua almari digeledah dan berhasil menemukan tas cokelat tua berisi uang tunai sebanyak Rp30 juta serta sejumlah perhiasan emas bernilai kurang lebih Rp250 juta.
"Sebelum bongkar-bongkar, saya dan istri lebih dulu diikat oleh pelaku denga tali kabel, "imbuh korban.
Belum puas dengan hasil yang didapat, kawanan pelaku memaksa korban untuk membukakan pintu kamar Eka Putri, 25 tahun, anaknya, yang bersebelahan.
Pelaku cukup profesional. Agar tidak mencurigakan, Damilah yang diminta membuka pintu dan membangunkan anaknya. Begitu pintu terbuka, Slamet dan istrinya dikembalikan ke kamar, lalu di kunci dari luar.
Selanjutnya, pelaku giliran melumpuhkan Eka Putri, mengancam dengan senjata tajam dan diminta menyerahkan harta bendanya. "Uang yang diambil Rp10 juta serta perhiasan kalung dan gelang nilainya sekitar Rp150 juta. Saat bongkar-bongkar saya juga diikat lebih dulu, "sambung Eka Putri, menjawab pertanyaan polisi.
Usai menggasak uang dan sejumlah perhiasan, kawanan perampok kabur.
Sementara itu, Slamet bisa melepaskan ikatan di kedua tangannya atas usahanya sendiri. Hanya, dia tidak bisa keluar kamar karena terkunci dari luar.
Tidak kurang akal, akhirnya Slamet membobol plafon untuk menuju ke ruang luar kamar. Secepatnya dia menolong anaknya. Ia bersyukur mendapati anaknya tak mengalami luka apapun.
Seketika itu juga Slamet meneriaki para pekerjanya yang tidur di rumah sebelah. Ternyata, semuanya mengaku tidak mendengar dan tidak mengetahui apa yang terjadi.
Korban secepatnya lapor ke polsek dan petugas pun meluncur ke tempat kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Hasilnya, polisi menemukan bekas congkelan pada pintu rumah bagian belakang dan pintu kamar korban. Polisi juga menemukan 7 buah handphone dan 1 laptop berada di dalam penampungan air belakang rumah korban.
Kasat Reskrim Polres Lamongan, AKP Yoan Septi Hendri dikonfirmasi mengatakan, kasusnya masih dalam penyelidikan. "Masih kami selidiki. Tentu juga pengembangannya," tandasnya.