Kaum Muda Tak Boleh Miskin Empati, Wacana dan Ekonomi
Dalam Al-Quran Surat al-Nisa ayat 9 menekankan kepada umat Islam agar memperjuangkan pendidikan bagi anak-anaknya. Dalam ayat ini Allah SWT sangat menegaskan agar umat Islam tidak meninggalkan anak-anaknya dalam keadaan lemah.
Bagi ketua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Najih Prasetyo mengungkapkan bahwa QS. Al-Nisa ayat 9 juga bisa dimaknai sebagai landasan teologis kenapa harus melakukan kaderisasi secara terus menerus.
“Poin ayat ini ada pada dzurriyatan dhi’afan. Allah melarang kita meninggalkan generasi yang lemah. Beberapa mufassir menyebut penggalan kata ini sama dengan faqir. Inti dari ayat ini berarti kita tidak boleh meninggalkan generasi yang miskin dalam segala hal,” tegas Najih dalam Seminar Nasional KMMI (Konsolidasi Mahasiswa Muhammadiyah Indonesia), belum lama ini.
Kemiskinan ini, bagi Najih, meliputi tiga aspek, yaitu: miskin empati, wacana (keilmuan), dan ekonomi. Miskin empati berarti hilangnya nilai-nilai spiritualitas dalam realitas kehidupan termasuk dalam dunia maya.
“Kalau kita berbicara dalam konteks BEM, kita harus melihat realitas di lapangan mayoritas pelaku-pelaku yang nir-etika, kenapa bisa begitu karena kita menjadi generasi yang lemah secara spiritual yang berimbas pada miskin empati,” jelas Najih.
Selain itu, mahasiswa sebagai generasi yang akan menggantikan peran tokoh-tokoh bangsa saat ini tidak boleh miskin wacana atau keilmuan. Najih juga mengingatkan agar jangan sampai mahasiswa miskin secara ekonomi agar tetap merawat independensi dalam pergerakan.
Advertisement