Kaum Muda NU dan Muhammadiyah Harus Dialog Intensif
Alangkah indahnya kata-kata Buya Syafi'i Ma'arif. Tokoh Muhammadiyah ini mengingatkan, agar kaum muda Islam, baik NU dan Muhammadiyah melakukan dialog intensif untuk merancang masa depan Indonesia.
“Anak-anak muda NU dan Muhammadiyah harus senantiasa melakukan dialog intensif dalam upaya merumuskan dan mendudukkan secara apik mengenai format hubungan Islam dan Keindonesiaan. Gerak ke arah itu sudah dimulai, tetapi masih memerlukan visi yang lebih tajam lagi sehingga citra Islam yang tampil adalah Islam yang mengayomi semua pihak," tuturnya.
"Genderang perang yang ditabuh oleh segelintir orang harus dihadapi dengan menabuh genderang perdamaian, keadilan, kesopanan, inklusivisme, dan pluralisme dengan cara yang penuh wibawa karena kita yakin pada prinsip kebenaran yang kita pegang," tutur Ahmad Syafi’i Ma’arif dalam Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan (hlm. 317).
Kiai Husein Muhammad begitu menghargai pandangan Buya Syafii Maarif tersebut. Pengasuh Pesantren Daarut Tauhid, Arjawinangun, Cirebon ini mengungkapkan:
Masyarakat konservatif-radikal di belahan dunia manapun akan selalu dihantui kecemasan dan ketakutan menghadapi kebaruan dunia (modernitas) dan perubahan sosial yang cepat.
Mereka akan terus berteriak bahwa pembaruan, inovasi dan kreativitas, sebagai kesesatan dan menjerumuskan manusia ke neraka. Tetapi teriakan mereka akan hilang ditelan gemuruh angin yg terus berembus makin kencang. Roda zaman akan terus bergerak ke depan meninggalkan mereka semakin jauh dan semakin jauh.
Kebaruan, pembaruan dan perubahan adalah keniscayaan alam semesta. Tak seorangpun bisa menghentikannya. Diam berarti mati.
19.07.2020
HM
Advertisement