Kaum Milenial dan Krisis Keuangan
oleh: Sri Mulyani
Menteri Keuangan RI
GENERASI milenial semestinya memahami soal krisis keuangan, terutama bagi mereka yang ingin menempuh jalur profesi keuangan di masa depan. Profesi keuangan memiliki peran penting dan identik dengan kemajuan ekonomi suatu bangsa. Oleh karena itu, perlu bagi para profesi di bidang keuangan untuk belajar memahami krisis keuangan yang telah dihadapi sebagai bekal ke depan.
Banyak generasi muda milenial yang mungkin tidak, atau kurang familier dengan apa itu krisis keuangan, baik di Indonesia maupun di dunia. Padahal namanya dua kata, krisis keuangan berarti ada sesuatu yang salah dengan keuangan yang menimbulkan krisis.
Terdapat tiga krisis keuangan yang pernah dialami Indonesia. Pertama, krisis keuangan tahun 1997-1998 menjadi tonggak sejarah perekonomian.
Kedua, krisis keuangan dunia pada tahun 2008-2009 yang membentuk banyak regulasi dan praktik di bidang profesi keuangan. Ketiga (terakhir), krisis pandemi yang berlangsung dari tahun 2020-2022.
Krisis yang pertama berkaitan dengan krisis perbankan keuangan di Indonesia dan Asia Tenggara. Sementara krisis kedua berkaitan dengan krisis keuangan global.
Krisis Keuangan, Krisis Kesehatan
Adapun krisis yang terakhir merupakan krisis kesehatan, namun dimensinya adalah krisis keuangan. Terkait krisis pandemi, para profesional dan generasi muda yang ada di bidang keuangan perlu memahami dan mempelajari konsekuensi logis dari adanya krisis kesehatan menjadi krisis keuangan.
Kini masih ada kemungkinan terjadinya krisis pandemi di masa depan yang perlu diantisipasi guna menentukan langkah dari sektor keuangan yang harus dilakukan. Generasi ke depan kalau menghadapi mereka tidak perlu mulai dari nol lagi. Pernah terjadi been there happening dan kita sudah bisa menyampaikan.
Terdapat isu lain di sektor keuangan, yakni kemungkinan syok yang berasal dari isu perubahan iklim. Sektor keuangan akan menjadi penjuru penting. Jadi, pahami risiko dari perubahan iklim. Dampaknya sangat besar. Aset value bisa drop, aset value bisa naik, karena perubahan iklim. Resiko bisa 0 dan 1.
Krisis Keuangan, Menkeu Disalahkan
Perlu dipahami penyebab terjadinya krisis keuangan pada periode 1997-1998 serta 2008-2009. Krisis keuangan perbankan di Indonesia dan Asia Tenggara pada 1997-1998 hingga krisis keuangan dunia 2008-2009 semuanya berasal dari profesi keuangan, seperti akuntan hingga aktuaris yang salah membuat asesmen.
Namun, pihak yang sering disalahkan justru adalah Menteri Keuangan. Kalau terjadi krisis keuangan, Anda nggak pernah disebut, padahal banyak representasi yang salah banget.
Waktu krisis terjadi, asuransi yang bertumbangan, memangnya pernah yang ditanya akuntan atau aktuaris, enggak 'kan. Yang dimarahin Menteri Keuangan sih sering, yang cuci piring.
Selain itu, selama ini yang lebih menonjol adalah bagaimana cara menyelesaikan masalah krisis keuangan tersebut. Dalam hal ini, betapa pentingnya profesi keuangan dalam mengembangkan keuangan negara. Profesi keuangan tersebut sangat menentukan apakah ekonomi suatu negara itu bisa maju, sehat, dan sustainable.
Atau maju terus kelihatannya sehat kemudian ambles. Ambles bisa bangun kembali, atau dia ambles bles bles bles terus. Lihat semua negara di dunia.
Oleh sebab itu, kami berharap agar orang yang memiliki profesi keuangan di Indonesia dapat terus mengawal perekonomian yang ke depan akan semakin rumit.
Mengawal berarti profesi keuangan harus punya kompetensi yang makin memadai, mampu melihat dan menata risiko, mampu untuk menyampaikan data dan informasi secara akurat dan kredibel, serta memiliki integritas profesinya.
*) Sri Mulyani, disampaikan dalam Opening Ceremony dan Diskusi Panel Ketua Asosiasi Profesi Keuangan Expo 2023 di Jakarta, Selasa 25 Juli 2023.