Katib Aam PBNU: Penting Inisiatif Peradaban Baru
Katib Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) semestinya menjadi pengingat tentang apa tujuan NU serta cita-cita dari pendiri. Visi para pendiri NU bisa dipahami, pertama dari konteks kelahiran NU sendiri dari lambang yang diperoleh dari berdasarkan istikharah dari KH Ridlwan Abdullah maupun isyarah dari Syaikhona Kholil al-Bankalani.
"Intinya, NU ini dilahirkan untuk menyongsong inisiatif satu tatanan peradaban yang baru bagi seluruh umat manusia," kata kiai yang Juru Bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 1999-2001 ini.
Gus Yahya, panggilan akrab Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibiin, Rembang ini, mengungkapkan hal itu pada Istighotsah Kubro Virtual digelar PCNU Kota Pasuruan, dalam rangka puncak rangkaian Harlah ke-98 NU, Minggu 28 Februari 2021.
Sejumlah tokoh hadir, selain Gus Yahya, adalah Ketua PCNU Kota Pasuruan, KH M. Nailur Rochman, Wali Kota Pasuruan, Saifullah Yusuf, Wakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Arman, Dandim 0819, Letkol Arh Burhan, Ketua DPRD Kota Pasuruan, Ismail Marzuki. Selain itu, tampak hadir KH Idris Hamid, Pengasuh Pesantren Bayt al-Hikmah.
Lebih jauh Gus Yahya menegaskan, perlu adanya perhatian bagi generasi milenial sebagai bentuk kaderisasi penerus estafet kepemimpinan baik bangsa maupun agama. Melalui pendidikan maupun pelatihan serta lainnya yang mampu meningkatkan kualitas nahdliyin muda.
"NU harus punya kemampuan melakukan penyesuaian dengan dinamika realitas sosial yang ada sekarang ini supaya bisa menjangkau generasi milenial," ujarnya.
Tanpa meninggalkan tradisi NU sekarang, ia mengungkapkan tidak cukup dengan model-model lama. Namun diperlukan kemauan keberanian dan kecerdikan untuk mengembangkan media baru.
"Model-model pergerakan baru, media yang baru agar bisa menjangkau secara lebih luas dan lebih mendalam termasuk kepada generasi milenial," kata Gus Yahya.
Sementara itu, Gus Amak -- panggilan akrab KH Nailur Rochman -- mengingatkan, NU biasanya senang ramai dalam mengadakan kegiatan. Tapi untuk sekarang pola pikir itu harus diubah.
"Bagaimana tetap produktif berkarya tanpa menciderai aturan protokol kesehatan demi kebaikan. Untuk itu kami memohon maaf jika istighotsah kali ini tidak bisa dilaksanakan seperti sebelum-sebelumnya,” ujar Ketua PCNU Kota Pasuruan ini.
Puncak rangkaian Harlah ke-98 NU di Kota Pasuruan ditutup dengan acara Istighotsah Kubro Virtual yang berlangsung di gedung lantai 2 Kantor PCNU Kota Pasuruan, serta disaksikan secara online melalui zoom meeting.