Predator Gentayangan, Psikolog Jabarkan Fetish Jarik
Kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan seorang mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) sedang menjadi sorotan berbagai pihak. Kasus yang terkuak dari media sosial ini diduga melibatkan fetish berupa kain jarak dan pocong. Psikolog Klinis dari Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan menjelaskan tentang fetish dan unsur kekerasan yang dialami korban dari mahasiswa berinisial G tersebut.
Reisqita Vadika, Psikolog Klinis SDM dari RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya menjelaskan, fetish merupakan segala sesuatu yang sifatnya non seksual, bisa berupa anggota tubuh, atau objek non seksual, yang dapat membuat seseorang merasa lebih bergairah secara seksual.
Menurut Qiqi, fetish ini bisa muncul dari paparan media. Berawal dari melihat terlebih dahulu, mengetahui dahulu bahwa ada fetish semacam itu. "Kemudian dia akan lebih bergairah dengan objek ini, bagian tubuh ini kemudian dia jadikan fetish-nya," jelas perempuan yang akrab disapa Qiqi ini.
Qiqi memaparkan, fetish yang ditunjukan G ini mirip dengan mumifikasi seksual yang terjadi di luar negeri. Bedanya, di luar negeri, beragam sex toys dijual untuk memfasilitasi fetish orang-orang. "Kalau di luar bahannya dari kain tertentu atau latex. Kalau yang dipakai G ini kan jarik atau seprai. Terus dipakai lakban untuk mengikat," kata Qiqi.
Apa yang dilakukan G pada korban menurutnya memiliki unsur abuse of power, ujar Qiqi, sebab pelaku memaksakan kehendak kepada orang lain (korban). Bahkan, dari cerita korban ada ancaman yang dilakukan padanya. "Sebenarnya fetish tertentu yang dilakukan korban ini bisa dihindari, asalkan pelaku dapat mengontrol keinginannya. Dengan berpikir wajar tidak sih fetish-nya," tandasnya.
Tambahnya, bila fetish tertentu tersebut sudah tidak bisa dikontrol, ada baiknya konsultasi ke profesional untuk dibantu.
Ia juga berpesan pada para korban untuk tidak takut berbicara kepada publik. "Apalagi Unair juga sudah menyediakan hotline, jadi buat para korban bisa langsung menghubungi biar traumanya bisa segera teratasi," ujarnya.
Saat ditanya mengenai apakah fetish G mengarah pada hasrat dengan jenazah, mengingat korban dibungkus layaknya mengkafani jenazah, Qiqi berujar fetish kepada jenazah ada sendiri. "Apakah dia mempunyai hasrat pada jenazah, saya tidak bisa menjawab. Karena bukan saya yang menangani," ungkap Qiqi.
"Tapi misalnya apakah bisa sesorang merasa bergairah kepada mayat itu ada fetish-nya sendiri. Namanya necrophilia, dia bergairah kalau melihat jenazah bahkan ada keinginan untuk berhubungan badan. Karena setiap orang itu bisa punya fetish macam-macam dan bentuknya itu aneh,"imbuhnya.